elfaqar.blogspot.com - Hari ini tepat satu minggu setelah pergantian tahun, 2018 ke 2019. Malam tahun baru kemarin agaknya tidak terlalu ramai petasan dan kembang api.
Mungkin spanduk yang ada di jalan-jalan kota Banjarmasin cukup efektif untuk menghimbau untuk para umat Islam tidak keluar saat malam tahun baru.
Ketika pulang dari kantor, malam itu hanya beberapa kelompok anak muda saja yang melakukan konvoi dan nongkrong di pinggir jalan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Mengingat itu hanyalah fenomena yang ada di dunia maya, namun terangkat ke permukaan dan menjadi besar dan meluas. Fenomena ini dianggap sebagai rencana makar atau penggulingan pemerintahan serta kekuasaan.
Mereka, pihak pemerintah menafsirkan bahwa pada pukul 00.00 tanggal 1 Januari 2019 akan terjadi pergantian kekuasaan. Secara harfiah saya tidak bisa menyalahkan pendapat tersebut. Namun, dari pihak lain menganggap ini hanyalah suatu ekspresi tentang permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.
Saya lebih cenderung kepada pendapat pihak yang kontra kepada pemerintah. Akan tetapi, ini menjadi suatu kekhawatiran tersendiri.
Apakah benar akan terjadi penggulingan kekuasaan pada 1 Januari nanti?
Sekarang tanggal 7 Januari 2019. Saya rasa kekhawatiran tentang penggulingan kekuasaan mulai agak mereda. Ternyata benar dugaan saya, bahwa hasgtag #2019gantipresiden hanya sekedar ekspresi digital biasa.
Walaupun begitu, tidak ada aksi damai antara kedua belah pihak yang telah berselisih paham. Perang dingin masih terus saja terjadi.
Hal ini semakin kental, ketika kedua belah pihak belah pihak memunculkan nama untuk calon presidennya masing-masing. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin akan berhadapan dengan Prabowo dan Sandiaga Uno.
Pertarungan kali ini sangat terlihat seperti pertarungan antara Arjuna melawan Rahwana. Kelompok Iron Man melawan kelompok Kapten Amerika, ataupun Marvel versus Capcom.
Semoga ketegangan hanya terjadi di sana, ya... di Ibukota Jakarta, di Pulau Jawa saja. Jangan sampai ke Borneo.
Belantara Kalimantan masih belum bisa menerima racun pemikiran seperti yang terjadi di senayan saat ini. Ahhh... 17 April nanti hari pencoblosan. Saya rasa akan golput lagi dan menjadi penonton yang duduk manis di pojok kursi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar