elfaqar - Hari ini Sabtu, hari ke sembilan di awal tahun 2021. Saya pikir, sekarang orang-orang di media sosial sudah hilang rasa empati yang dimilikinya. Seperti mati rasa dan tenggang rasa yang musnah.
Barusan saya melihat sebuah berita yang dibagikan di grup
facebook. Judul beritanya, Pakai Lanting, Pria ini Sebut Akan Pergi ke Jogja Demi Cari Kerja.
Seketika, saya terenyuh. Saya teringat beberapa waktu yang
lalu pernah ada kejadian serupa. Seorang pemuda yang ingin menyeberang
ke pula Jawa, untuk merantau dengan cara berenang. Konyol? Iya, memang konyol.
Kejadian kali ini ialah seorang lelaki berumur 58 tahun, dari Banjarmasin berusaha menyeberang ke pulau Jawa, hanya untuk mencari pekerjaan. Betapa miris melihat fakta yang ada. Kalimantan tempatnya orang jawa merantau. Kini, justruk orang Kalimantan yang pergi ke pulau Jawa.
Sudah habiskah tanah subur yang kita miliki?
Atau memang nasib tidak berpihak kepada kita?
Seharusnya hal ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah daerah. Namun, kita hanya golongan akar rumput yang tinggal di kolong langit, yang hanya bisa pasrah pada keadaan.
Hal yang mengherankan,
ia menggunakan sebuah lanting. Lanting merupakan semacam rakit yang terbuat dari bambu
yang kemudian disusun agar bisa mengapung di atas air.
Namun, polisi menduga bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
Sekarang, polisi Indonesia semakin canggih. Selain bertugas merazia
kendaraan bermotor dan menangkap penjahat. Polisi juga bisa mendeteksi kesehatan
mental seseorang. Luar biasa!
Akan tetapi yang akan kita bahas bukanlah tentang otoritas
kepolisian dalam memutuskan kesehatan mental seseorang. Namun, lebih kepada
objek yang dianggap gila oleh pihak kepolisian yang serba bisa ini.
Komentar netizen beragam yang muncul pun dan terasa sangat pedas di grup fecebook
tersebut.
Namun menurut saya, jika kita tidak bisa bersimpati dan empati, maka lebih baik diam.
Pantaskah kita menyebut diri kita manusia?
Sedangkan untuk rasa empati kepada sesama manusia saja sudah hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar