Secara etimologi, kita dapat mengartikan bahwa ini merupakan sebuah pekerjaan tentang mengolah dan mengkomposisikan grafik atau garis. Di dalam bidang keilmuannya disebut kurva.
Sebenarnya saya bukanlah orang yang secara akademis mempelajari desain grafis. Awal mula saya terjun ke bidang ini ialah ketika saya memasuki organisasi di kampus.
Dari beberapa organisasi yang saya ikuti hampir ke semuanya berhubungan dengan media. Semua juga bermula dari rasa ingin tahu saya secara pribadi terhadap pengolahan media, khususnya cetak hingga sampai ke pembaca.
Seiring berjalannya waktu, saya belajar desain grafis secara otodidak sembari bekerja di beberapa perusahaan percetakan dan media yang notabene memang memerlukan tenaga desain grafis.
Mulai dari percetakan kecil hingga percetakan terbesar di kalimantan pun pernah saya masuki.
Alhasil semua ilmu itu say tampung dan aplikasikan ke dalam pekerjaan yang sekarang ini (masih saja seorang desainer grafis).

Ada beberapa hal yang harus diketahui tentang pekerjaan desainer grafis. Serta beberapa kesalahkaprahan orang lain terhadap profesi ini. Berikut beberapa poin yang telah berhasil saya rincikan berdasarkan pengalaman bekerja sebagai desainer grafis selama ini.
Harus Bisa Menggambar
Saya sendiri tidak pernah menyangka akan bekerja dengan profesi seperti ini hingga sekarang. Jika ditelusuri ke belakang, saya bahkan tidak pandai menggambar.Jadi, jika ada yang beranggapan menjadi seorang desainer grafis itu harus bisa menggambar, Saya rasa itu salah. Saya sendiri telah membuktikannya.
Menurut saya profesi ini soal seni dan sudut pandang. Mendesain grafis bukan hanya soal keindahan semata. Seni ialah tentang perspektif.
Perspektif akan membentuk suatu interpretasi baru terhadap sebuah karya seni. Cantik, baik, dan buruk itu hanyalah sebuah penilaian dari seseorang yang sedang menikmati seni. Hal yang paling penting ialah sudut pandang.
Pernah suatu waktu, ketika saya masih duduk di bangku SD saat pelajaran menggambar. Kami diberi tugas menggambar motif di dalam buku gambar.
Saya yang tidak pandai menggambar tentu saja bingung mau menggambar apa. Saya lihat beberapa orang kawan ada yang menggambar motif batik dan motif-motif rumit lainnya. Saya rasa itu terlalu sulit dan merepotkan.
Mata saya tiba-tiba tertuju pada penggaris yang ada di atas meja. Penggaris itu memiliki beberapa lingkaran yang tidak sama besar.
Waktu hampir habis. Saya nekat mengambil penggaris itu dan menjiplaknya ke dalam buku gambar. Letak bulatan dan besarnya saya tempatkan acak agar terkesan seperti motif. Kemudian diberi warna yang berbeda-beda.
Saya tidak menyangka saat nilai dibagikan. Saya mendapatkan dapat nilai yang paling tinggi di kelas. Saya hanya tertawa dalam hati saja.
Jika masih saja bersikeras menjadi seorang desainer grafis itu harus bisa menggambar, mungkin profesi itu lebih tepatnya bukan desainer grafis. Melainkan ilustrator, untuk pengertiannya bisa kalian googling sendiri ya.
Harus Jago Perbaiki Komputer
Jika tentang poin ini, saya tidak bisa mengambil contoh dari pengalaman pribadi. Saya selain bekerja sebagai seorang desainer, saya juga berprofesi sebagai teknisi komputer.Namun dalam kenyataannya, seorang desainer grafis tidaklah harus jago pula dalam bidang nyervis komputer. Saya bisa mengambil contoh kepada seorang teman yang kebetulan ia berprofesi yang sama seperti saya. Dia benar-benar tidak mengerti segala hal tentang komputer dan kerusakannya.
Dia hanya tahu bagaimana menjalankan software grafis yang sedang dipakainya. Jadi, anggapan yang benar-benar salah ketika seorang desainer grafis yang notabene kegiatannya selalu di depan komputer harus bisa pula maintenance komputer.
Harus Menguasai Semua Software
Saya pernah bekerja di sebuah percetakan besar di Kalimantan. Di sana saya memiliki seorang teman yang hanya menguasai software pengolah grafis untuk pekerjaannya sehari-hari.Saya mengetahui bahwa dirinya tidak bisa menjalankan software lain, ialah saat ada seorang karyawan dari divisi lain memintanya mengerjakan sebuah tugas di program Microsoft.
Dengan cengengesan dia pun berkata bahwa tidak bisa memakai program tersebut. Agak aneh memang dan akan terlihat bodoh jika seorang desainer yang menguasai program rumit seperti Corel dan Photoshop tiba-tiba tidak mengerti cara menggunakan Microsoft.
Padahal microsoft adalah akar dari semua program. Namun, kita tak dapat menyalahkannya karena pekerjaan utamanya ialah mengolah grafis. Bukan mengetik surat ataupun makalah.
Jadi jangan pernah memaksa seorang desainer grafis untuk mengerjakan pekerjaan yang mungkin kita anggap mudah seperti mengetik surat atau makalah.
Otak seorang desainer grafis itu berbeda. Dia akan menjadi semerawut ketika disuruh menggunakan software yang bukan bidangnya.
Harus Lulusan SMK atau S1 DKV
Secara akademi profesi seorang desainer grafis memang sebaiknya ditunjang dengan jalur pendidikan yang searah. Contohnya, desainer grafis haruslah lulusan dari SMK jurusan multimedia atau pun S1 jurusan DKV yang notabene mempelajari desain grafis selama pendidikan.Namun, berbeda halnya dengan yang terjadi di lapangan. Tidak semua yang bekerja sebagai desainer grafis harus lulusan dari yang saya sebutkan di atas.
Profesi desain grafis dapat dipelajari secara otodidak. Saya telah membuktikannya. Terlepas dari mempelajari secara otodidak, minat adalah hal yang utama.
Minat seseorang dapat mempengaruhi ilmu yang didapatkannya. Kita bisa mengambil contoh dari profesi fotografer.
Sejauh yang saya tahu, tidak ada sekolah yang mengajarkan soal fotografi. Semua pengetahuan tentang fotografi biasanya didapat dari komunitas, sharing pendapat, ataupun hanya sekadar suka foto-foto. Semua berujung pada minat.
Saya memiliki pengalaman tentang seorang kawan lulusan sarjana S1 psikologi. Namun, pekerjaannya sekarang justru menjadi seorang desainer grafis.
Ini menunjukkan bahwa bidang ilmu yang dipelajari di sekolah benar-benar tidak ada hubungannya dengan profesi sebagai seorang desainer grafis.
Saya rasa, 4 poin di atas sudah cukup mewakili dari kesalahkaprahan orang-orang tentang profesi desain grafis. Sekaligus ini adalah merupakan keresahan saya secara pribadi tentang pemahaman orang awam di luar lingkaran para desainer grafis.
Semoga informasi ini berguna untuk mematahkan anggapan yang salah soal profesi ini. Saya rasa malam sudah terlalu larut, saatnya mengistirahatkan punggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar