About

Semakin Kacau

elfaqar.blogspot.com - Bolos… hahaha… sepertinya hari ini saya bolos lagi kuliah. Bangun kesiangan dan kepala terasa sakit sekali. Daripada menjadi-jadi lebih baik saya tidak masuk saja kuliah hari ini. Semua terasa semakin kacau.

Sekarang berpikir untuk beberapa jam kemudian, dan beberapa hari kemudian. Saya harus meluncur ke Kotabaru beberapa hari lagi untuk memperbarui nomor plat sepeda motor. 

Rasanya bingung, tapi sepertinya sudah keharusan sebagai warga negara yang baik untuk mentaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah. 

Semakin Kacau

Ngomongin soal pemerintah. Apakah mereka tahu kalau Banjarmasin sekarang sedang gencar-gencarnya pemadaman lampu bergantian? 

Termasuk di dalam kampus Unlam sendiri. Banyak kegiatan perkuliahan terhambat gara-gara pemadaman listrik ini. Banyak sekali pertanyaan muncul di otak saya yang sempit. 

Bagaimana mungkin sebuah daerah yang menjadi penghasil batubara terbesar di Indonesia mengalami krisis listrik? 

Sepertinya kasus ini sama dengan kasus freeport yang dialami saudara-saudara kita di Papua sana. Daerah penghasil emas yang masyarakatnya mengalami kemiskinan dan busung lapar. Ironi yg sungguh menyedihkan. 

Apakah dunia sudah tak memiliki nurani lagi? sehigga yg mampu bertahan hanya orang-orang yang memiliki kekuasaan. Oooohhh pantas saja, mereka para intelegensia muda di kampus berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan agar hidup mereka bisa lebih makmur.

Saya dengar kemarin, bahwa di dalam kampus akan ada partai mahasiswa. Huiiih... semakin bingung saya. Ladang pendidikan kini menjadi lahan politik bagi para oportunis. 

Bayangkan saja jika semua Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus mulai mendirikan partainya masing-masing. Mau dibawa kemana kampus ini. Masing kelompok akan saling berlomba untuk mecapai tujuannya masing-masing. Pada akhirnya akan terjadi kekacauan

Maka, para intelegensia muda ini tak lagi memiliki esensi bahwa mereka merupakan bagian dari kontrol sosial. Pendirian partai mahasiswa di dalam kampus hanya akan menjadi perpanjangan tangan bagi beberapa partai di luar kampus. Yang mana sudah dari dahulu membidik kampus sebagai lahan basah yang subur untuk ditanami ideologi mereka yang busuk. 

Cukuplah para mahasiswa berkompetisi tanpa ada embel-embel partai, karena semua mahasiswa itu satu, mahasiswa indonesia. Tugas mereka hanya satu, menjaga keseimbangan sosial sekaligus menjadi kontrol yang tidak terlihat bagi para pemberi kebijakan. Jangan biarkan keaadaan ini berlarut dan menjadi semakin kacau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar