RAKUS
Pikiranku masih diselimuti awan kebimbangan, aku masih bimbang terhadap apa yang aku lakukan selama 4 tahun ini di Banjarmasin. Jangan2 itu semua sia2 dan hanya akan berakhir mengecewakan mereka. Bukankah lebih baik jika aku menyerah sekarang dan merenovasi ulang semua yg telah dilakukan. Ya sudahlah, sepertinya dari waktu ke waktu pada awal tulisan aku selalu mengeluh terhadap kehidupanku. Pada dasarnya itu semua hanyalah intermezzo, agar pembaca tahu bagaimana emosi sang penulis.
Sepertinya tak ada habisnya ketika kita berbicara masalah sejarah. Aku merasa sangat tertarik terhadap sejarah2 kota yang ada di Indonesia. Kebanyakan dari kota2 besar yang ada di Indonesia dahulunya adalah sebuah kerajaan. Tak heran apabila di setiap kota selalu ada keraton atau pun istana. Contohnya saja seperti yg ada di Kalbar, tempat tinggalku 6 tahun yang lalu. Di sana banyak sekali terdapat keraton2 kerajaan melayu dan bugis. Begitu pula dengan daerah yang sekarang kudiami, Kalsel. Cukup banyak peninggalan2 kerajaan yg masih tersisa. Aku rasa Indonesia ini pun perlahan-lahan akan kembali seperti dahulu (masa kerajaan), melihat kenyataan bahwa masing2 daerah berlomba2 memunculkan ciri kedaerahannya. Salah satunya ialah berasal dari para pemuda. Tidak sedikit para mahasiswa daerah perantauan yang mendirikan organisasi mengatasnamakan daerahnya. Pada dasarnya aku sangat menentang hal tersebut, karena menurutku itu hanya akan membuat dinding pemisah yang semakin besar dan sangat jelas itu mengancam NKRI.
Saat itu aku tengah berada di dalam sebuah kongres pembentukan sebuah ikatan mahasiswa daerah, pada permulaan awal pembahasan AD. Aku langsung mempertanyakan keberadaan organisasi ini. Sejauh yg aku tahu, bahwa ikatan2 mahasiswa daerah tetap saja kurang peduli terhadap mahasiswa yang terbilang biasa2 saja. Hanya mereka yang menjadi pengurus dan dikenal saja yang merasakan dampak dari fungsi organisasi itu. Oleh karena itu, aku mengusulkan untuk pembubaran organisasi itu. Pada saat itu hanya satu orang yg sepakat dengan pendapatku, aku merasa seperti dikeroyok orang satu daerah. Ahaha.... aku hanya bisa tersenyum saat itu.
Sekarang, apa yang kukatakan pada saat itu benar terjadi, organisasi itu kini dipenuhi oleh orang2 oportunis yang hanya memanfaatkannya sebagai alat saja. Berlagak seperti politikus yang rakus dan semakin rakus saat semua diam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar