elfaqar - Sebelum ingatan saya hilang tentang ini, saya ingin bercerita di sini jika suatu saat saya lupa tentang semua.
Kejadian ini bermula ketika saya masih kelas 2 atau 3 SD
(agak lupa).
Hari Sabtu, sekolah pulang lebih awal. Seperti biasa, hari ini
mengenakan seragam pramuka. Jam menunjukkan sekitar pukul 11 WIB, saatnya
pulang.
Saya pun keluar gang dan menunggu jemputan ayah, karena
kebetulan ayah pulang kerja lebih awal hari Sabtu ini.
Saya duduk bersandar di sebuah dipan. Berada tepat di samping
pohon jambu biji. Tapi di bawahnya ada sungai, namun saat itu air sungai sedang
surut, jadi terlihat seperti becek-becek hitam saja.
Saat sedang asyik duduk menunggu ayah, saya lihat ada sebuah
ranting yang bentuknya mirip ketapel. Pikir saya saat itu, lumayan buat main di
rumah.
Saya putuskan untuk menjangkau ranting tersebut.
Saat itu posisi saya sedang berpegangan di sandaran dipan. Entah
nahas atau apa, tiba-tiba ada bunyi ‘krek’ dari bawah dan seketika penyangga
dipan yang di bawah itu pun patah.
Saya tercebur ke dalam air hitam becek. Kaki saya terbenam
di dalamnya, secara reflek saya berteriak, “tolonggg”
Untunglah di sekitar situ ada ojek sedang mangkal, saya pun
di tarik ke atas. Cepat-cepat saya bersihkan diri, celana pendek dan sepatu
saya hitam karena lumpur.
Sekitar 15 menit kemudian ayah datang, tanpa banyak omong
saya langsung naik ke motornya.
Sepanjang perjalanan ayah tidak tahu, bahwa saya habis
kecebur lumpur.
Tapi sesampainya di rumah, ia curiga dengan bau comberan. Terlebih
di bagian sepatu masih terlihat hitam akibat lumpur. Saat itu juga saya kena
pukul.
“pantas saja sepanjang jalan ada bau tai,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar