About

elfaqar.blogspot.com - Tulisan ini dibuat sekitar bulan Juli tahun 2008. Pernah saya posting pada 2 Januari 2009 di sebuah blog yang saya sendiri sudah lupa username dan passwordnya. Beberapa isi dari tulisan ini sudah disunting. Jika ingin membaca yang belum disunting silahkan langsung kunjungi blog saya yang lama, di my-story-semingguan. Judulnya Kisah Satu Minggu. Selamat membaca!

kisah


KISAH SATU MINGGU


Senin, 7 Juli 2008

Mentari pagi seakan enggan membiarkanku menikmati kasur empuk yang ada di sekretariat LPPM UNLAM. Kutengok sudah jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi. 

“Astaghfirullah, lagi-lagi kesiangan,” ucapku dalam hati. Bergegas aku pergi ke WC sekaligus kamar mandi yang ada di belakang sekretariat KSR untuk cuci muka. 

“Wah, udah ada airnya,” kataku. Kulihat bak mandi penuh dengan air jernih yang aku sendiri tak tahu berasal darimana air itu, soalnya sudah dua hari ini mesin air yang ada di KSR raib dari tempatnya. 

Entah itu dipindahkan atau memang hilang. Selesai cuci muka aku langsung membuka komputer, sementara itu kulihat Akhmad masih lelap di peraduannya.

Langsung saja aku main Counter Strike, permainan komputer sejuta gamer yang sekarang sedang banyak dimainkan di beberapa warnet di Banjarmasin. “Aduh lagi-lagi kalah,” kataku kesal. 

Di tengah permainan, aku teringat akan lembar mutaba’ah yang diberikan oleh ketua ISC beberapa hari lalu. Tapi nampaknya ingatanku berkurang dan terpaksa aku hanya mengisi seingatku saja. 

Jam menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Akhmad bangun dari tidurnya karena sinar sang surya telah menembus jendela-jendela kaca yang ada di LPPM. Bergegas ia menuju ke belakang namun berhenti sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu. “Tenang saja airnya udah ada kok,” kataku menjelaskan keadaan di WC tadi. Langsung saja ia mengambil handuk dan pergi untuk mandi. 

Aku masih asyik di depan komputer, lama-lama bosan juga karena terlalu sering kalah. Aku keluar dari permainan itu. Aku buka winamp untuk mendengarkan mp3, sembari asyik membaca cerpen yang tadi malam kutulis. Tapi aku masih buntu untuk menyelesaikan akhir cerita yang sedang kubuat. Sementara aku terbawa ke dalam kebuntuan, kulihat Akhmad sudah selesai mandi, langsung saja aku menyusul setelahnya.

***

Jam menunjukkan pukul 09.45, aku langsung bergegas ke kampus. Hari ini ada rapat ESA (semacam himpunan mahasiswa, jurusan pendidikan bahasa Inggris). Rapat itu membahas mengenai penyambutan MABA (mahasiswa baru) serta pembentukan kepanitiaannya. 

Aku sendiri menjadi seksi dokumentasi. Terjadi perdebatan sengit pada saat penyusunan acara secara garis besar. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena masing-masing pihak dapat mengerti satu sama lain. 

Seusai rapat, suara aneh keluar berasal dari dalam perutku. Ternyata itu suara perutku yang sedang keroncongan, karena dari tadi pagi belum diisi apa-apa. 

Aku menuju paman pentol yang dari tadi sudah setia menanti di sekitar kampus. Tak berapa lama adzan zhuhur berkumandang dari mesjid kampus. Selesai sholat zhuhur aku pulang ke LPPM, kulihat Akhmad bersama temannya sedang membicarakan sesuatu.

Untuk menghilangkan stress aku membuka komputer dan main CS lagi. Tapi lagi-lagi aku cepat sekali merasa bosan. Aku membuka beberapa tulisan sambil mengoreksinya, yang rencananya akan kupasang di blog. Saat sedang mengoreksi, tanpa sadar aku tertidur.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi aku masih asyik di warnet. Browsing dan posting tulisan. Entah kenapa malam itu aku lebih suka menghabiskan waktu di warnet. 

Selasa, 8 Juli 2008

Seperti biasa pagi ini tidak ada yang berbeda dengan hari-hariku sebelumnya. Pagi ini aku mencoba untuk menyelesaikan cerpen yang akhirnya selesai jam 9 pagi. Ceritanya mungkin kurang begitu menarik, tapi aku cukup puas dengan hasilku sendiri. 

Seharian dari pagi sampai sore aku hanya di depan komputer membaca eBook. Karena kebetulan aku sedang tidak ada kegiatan. Ketika malam, terjadi pemadaman listrik di daerah Kayutangi dan sekitarnya, setelah sholat isya aku tertidur.

Rabu, 9 Juli 2008

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi kawan-kawan lain yang mau menghadiri diskusi di Banjarmasin Post belum datang juga. Sambil menunggu aku membaca buku sejenak. Selang beberapa waktu, Bana dan Budi datang, kami pun berangkat. 

Diskusi publik pada saat itu membahas mengenai kelangkaan BBM di Banjarmasin. Suasana memanas pada saat penyampaian aspirasi masyarakat. Pasalnya, banyak dari peserta menyampaikan aspirasinya dengan emosi yang tinggi sehingga semangat pun berkobar di antara para peserta. 

Seusai diskusi, ternyata dari salah satu peserta mencoba untuk memprovokasi mahasiswa untuk melakukan demo esok harinya. Tapi nampaknya tidak ada respon apa-apa dari mahasiswa yang lain. Aku tidak terlalu menghiraukannya karena sedang asyik menulis berita mengenai diskusi pada hari ini yang akan kumuat di tabloid KINDAY.

Malamnya, ada undangan dari DPW PKS. Dengan sedikit bensin yang ada di tangki motor, aku pergi ke sana bersama kawan-kawan dari PTM. Aku pulang sekitar pukul 11 malam. Tapi nampaknya mataku belum merasakan kantuk. 

Aku buka komputer dan menonton DVD sambil menyantap mie instan yang baru saja ku masak. Pukul 2 pagi aku baru tidur setelah puas membaca eBook.

Kamis, 10 Juli 2008

Pagi hari sekitar pukul 10 ada rapat ESA membahas mengenai laporan masing-masing seksi pada acara penyambutan MABA nantinya. Tidak ada perdebatan yang berarti dan rapat berakhir pada pukul 12.20. 

Selesai sholat zhuhur, aku pergi ke warung untuk beli mie instan. Setelah selesai makan, aku santai di teras depan. Tak lama Alfian datang dan menanyakan mengenai nilai hasil ujian akhir. “Belum keluar,” kataku. Kami ngobrol cukup lama.

Sekitar pukul 3 sore ada orang lewat dan bertanya, apakah dia masih bisa mendaftar kuliah setelah nganggur selama 4 tahun. 

Lalu kujawab, “kalau tidak salah 3 tahun batasnya, tapi untuk lebih jelas silahkan tanya langsung ke rektorat,” tambahku.

Orang tersebut memperkenalkan dirinya. Namanya Haris, dia banyak bercerita tentang dirinya dan kampung halamannya. Dalam hati, aku ingin menangis mendengar beberapa kisahnya. 

Haris mempunyai keingingan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan ia hanya seorang yatim piatu sejak lahir dan tinggal di panti asuhan. 

“aku boleh gak tidur di sini satu malam?” ia bertaya padaku. “Boleh saja,” kataku.

Jam menunjukkan pukul setengah 6 sore, Alfian pamit pulang. Sedangkan aku dan Haris baru tidur pukul 10 malam.

Jum’at, 11 Juli 2008

Setelah sholat shubuh kulihat Haris masih asyik diperaduan menikmati tidurnya, sementara itu kubuka komputer. Sembari menulis, aku mendengarkan mp3. Di luar sedang hujan pagi ini.

Hari ini ada acara lagi yang diadakan DPW PKS. Perkemahan di daerah Banjarbaru. Para peserta berasal dari berbagai wilayah di Kalsel dan jumlahnya lebih dari 100 orang. 

Kami semua berangkat ke lokasi pukul setengah 5 dan baru sampai di sana pukul setengah 7. Kemudian langsung sholat maghrib berjamaah.

Setelah pembagian kelompok dan satu kelompok beranggotakan lebih kurang 14 orang. 

Pukul setengah 12 kami pun tidur dan akan bangun bergantian untuk jaga malam.

Sabtu, 12 Juli 2008

Aku masih berada di bumi perkemahan LEMDIKADA. Jam menunjukkan pukul 10, keringat membanjiri baju yang ada di badan dikarenakan kegiatan fisik yang cukup menguras keringat.  

Kejadian mengejutkan terjadi, saat semua tim sedang memainkan game. Salah satu peserta yang berasal dari kelompok 6 patah tangannya ketika sedang bermain. Namun yang lebih mengejutkan lagi bahwa yang patah tangannya itu ialah Zaidi kawanku sendiri.

Malamnya sekitar pukul 10 diadakan acara pentas seni yang ditampilkan oleh masing-masing kelompok. Mungkin karena kecapean dan letih aku tertidur di tenda. 

Saat aku bangun acara sudah selesai dan tiba-tiba panitia menyuruh kami semua untuk membereskan tenda.

Setelah masing-masing ketua kelompok diberi arahan oleh panitia. Ketua kelompok membawa kami ke balik semak-semak dan menjelaskan apa yang akan dilakukan. 

Ternyata kami semua akan memainkan permainan perang-perangan, dijelaskan oleh ketua bahwa pada pukul 2.30 kami harus menculik ketua kelompok 6. 

Pengintaian pun dilakukan pada pukul 1.30. Semua kelompok telah kami ketahui keberadaannya, namun sayangnya kami masih tidak tahu yang mana kelompok 6. 

Akhirnya karena kelelahan aku dan kawan-kawan tertidur sehingga otomatis permainan tidak kami lanjutkan.

Minggu, 13 Juli 2008

Sehabis sholat zuhur, kami bersiap-siap untuk pulang ke DPW masing-masing daerah. Wajah-wajah lesu tampak di wajah semua peserta.

Pukul 13.30 aku sudah berada di LPPM dengan keletihan yang kumiliki. Aku menghempaskan diri ke kasur butut itu. Tidak terasa aku terlelap dan bangun pukul setengah 5 sore. 

Segera aku menuju kamar mandi mesjid kampus, setelah itu sholat asar. Setelah sholat, aku pun ke warung untuk membeli beras. Sepulang dari warung, aku membuka komputer untuk mendengarkan mp3.

Jam menunjukkan pukul setengah 9 malam. Aku pergi keluar untuk mengantri bensin. Namun kulihat di SPBU antrian panjang menanti, sampai-sampai keluar jalur. Aku memutuskan untuk tidak jadi mengantri dan kulanjutkan besok, jam 10 aku sudah tidur. Mungkin karena capek dan kelelahan atau apakah itu namanya.

- Selesai -

Catatan ini akan selalu menjadi catatan penting serta pengingat di antara tumpukan catatan lusuh yang lainnya.

Kisah Satu Minggu

elfaqar.blogspot.com - Tulisan ini dibuat sekitar bulan Juli tahun 2008. Pernah saya posting pada 2 Januari 2009 di sebuah blog yang saya sendiri sudah lupa username dan passwordnya. Beberapa isi dari tulisan ini sudah disunting. Jika ingin membaca yang belum disunting silahkan langsung kunjungi blog saya yang lama, di my-story-semingguan. Judulnya Kisah Satu Minggu. Selamat membaca!

kisah


KISAH SATU MINGGU


Senin, 7 Juli 2008

Mentari pagi seakan enggan membiarkanku menikmati kasur empuk yang ada di sekretariat LPPM UNLAM. Kutengok sudah jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi. 

“Astaghfirullah, lagi-lagi kesiangan,” ucapku dalam hati. Bergegas aku pergi ke WC sekaligus kamar mandi yang ada di belakang sekretariat KSR untuk cuci muka. 

“Wah, udah ada airnya,” kataku. Kulihat bak mandi penuh dengan air jernih yang aku sendiri tak tahu berasal darimana air itu, soalnya sudah dua hari ini mesin air yang ada di KSR raib dari tempatnya. 

Entah itu dipindahkan atau memang hilang. Selesai cuci muka aku langsung membuka komputer, sementara itu kulihat Akhmad masih lelap di peraduannya.

Langsung saja aku main Counter Strike, permainan komputer sejuta gamer yang sekarang sedang banyak dimainkan di beberapa warnet di Banjarmasin. “Aduh lagi-lagi kalah,” kataku kesal. 

Di tengah permainan, aku teringat akan lembar mutaba’ah yang diberikan oleh ketua ISC beberapa hari lalu. Tapi nampaknya ingatanku berkurang dan terpaksa aku hanya mengisi seingatku saja. 

Jam menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Akhmad bangun dari tidurnya karena sinar sang surya telah menembus jendela-jendela kaca yang ada di LPPM. Bergegas ia menuju ke belakang namun berhenti sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu. “Tenang saja airnya udah ada kok,” kataku menjelaskan keadaan di WC tadi. Langsung saja ia mengambil handuk dan pergi untuk mandi. 

Aku masih asyik di depan komputer, lama-lama bosan juga karena terlalu sering kalah. Aku keluar dari permainan itu. Aku buka winamp untuk mendengarkan mp3, sembari asyik membaca cerpen yang tadi malam kutulis. Tapi aku masih buntu untuk menyelesaikan akhir cerita yang sedang kubuat. Sementara aku terbawa ke dalam kebuntuan, kulihat Akhmad sudah selesai mandi, langsung saja aku menyusul setelahnya.

***

Jam menunjukkan pukul 09.45, aku langsung bergegas ke kampus. Hari ini ada rapat ESA (semacam himpunan mahasiswa, jurusan pendidikan bahasa Inggris). Rapat itu membahas mengenai penyambutan MABA (mahasiswa baru) serta pembentukan kepanitiaannya. 

Aku sendiri menjadi seksi dokumentasi. Terjadi perdebatan sengit pada saat penyusunan acara secara garis besar. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena masing-masing pihak dapat mengerti satu sama lain. 

Seusai rapat, suara aneh keluar berasal dari dalam perutku. Ternyata itu suara perutku yang sedang keroncongan, karena dari tadi pagi belum diisi apa-apa. 

Aku menuju paman pentol yang dari tadi sudah setia menanti di sekitar kampus. Tak berapa lama adzan zhuhur berkumandang dari mesjid kampus. Selesai sholat zhuhur aku pulang ke LPPM, kulihat Akhmad bersama temannya sedang membicarakan sesuatu.

Untuk menghilangkan stress aku membuka komputer dan main CS lagi. Tapi lagi-lagi aku cepat sekali merasa bosan. Aku membuka beberapa tulisan sambil mengoreksinya, yang rencananya akan kupasang di blog. Saat sedang mengoreksi, tanpa sadar aku tertidur.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi aku masih asyik di warnet. Browsing dan posting tulisan. Entah kenapa malam itu aku lebih suka menghabiskan waktu di warnet. 

Selasa, 8 Juli 2008

Seperti biasa pagi ini tidak ada yang berbeda dengan hari-hariku sebelumnya. Pagi ini aku mencoba untuk menyelesaikan cerpen yang akhirnya selesai jam 9 pagi. Ceritanya mungkin kurang begitu menarik, tapi aku cukup puas dengan hasilku sendiri. 

Seharian dari pagi sampai sore aku hanya di depan komputer membaca eBook. Karena kebetulan aku sedang tidak ada kegiatan. Ketika malam, terjadi pemadaman listrik di daerah Kayutangi dan sekitarnya, setelah sholat isya aku tertidur.

Rabu, 9 Juli 2008

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi kawan-kawan lain yang mau menghadiri diskusi di Banjarmasin Post belum datang juga. Sambil menunggu aku membaca buku sejenak. Selang beberapa waktu, Bana dan Budi datang, kami pun berangkat. 

Diskusi publik pada saat itu membahas mengenai kelangkaan BBM di Banjarmasin. Suasana memanas pada saat penyampaian aspirasi masyarakat. Pasalnya, banyak dari peserta menyampaikan aspirasinya dengan emosi yang tinggi sehingga semangat pun berkobar di antara para peserta. 

Seusai diskusi, ternyata dari salah satu peserta mencoba untuk memprovokasi mahasiswa untuk melakukan demo esok harinya. Tapi nampaknya tidak ada respon apa-apa dari mahasiswa yang lain. Aku tidak terlalu menghiraukannya karena sedang asyik menulis berita mengenai diskusi pada hari ini yang akan kumuat di tabloid KINDAY.

Malamnya, ada undangan dari DPW PKS. Dengan sedikit bensin yang ada di tangki motor, aku pergi ke sana bersama kawan-kawan dari PTM. Aku pulang sekitar pukul 11 malam. Tapi nampaknya mataku belum merasakan kantuk. 

Aku buka komputer dan menonton DVD sambil menyantap mie instan yang baru saja ku masak. Pukul 2 pagi aku baru tidur setelah puas membaca eBook.

Kamis, 10 Juli 2008

Pagi hari sekitar pukul 10 ada rapat ESA membahas mengenai laporan masing-masing seksi pada acara penyambutan MABA nantinya. Tidak ada perdebatan yang berarti dan rapat berakhir pada pukul 12.20. 

Selesai sholat zhuhur, aku pergi ke warung untuk beli mie instan. Setelah selesai makan, aku santai di teras depan. Tak lama Alfian datang dan menanyakan mengenai nilai hasil ujian akhir. “Belum keluar,” kataku. Kami ngobrol cukup lama.

Sekitar pukul 3 sore ada orang lewat dan bertanya, apakah dia masih bisa mendaftar kuliah setelah nganggur selama 4 tahun. 

Lalu kujawab, “kalau tidak salah 3 tahun batasnya, tapi untuk lebih jelas silahkan tanya langsung ke rektorat,” tambahku.

Orang tersebut memperkenalkan dirinya. Namanya Haris, dia banyak bercerita tentang dirinya dan kampung halamannya. Dalam hati, aku ingin menangis mendengar beberapa kisahnya. 

Haris mempunyai keingingan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan ia hanya seorang yatim piatu sejak lahir dan tinggal di panti asuhan. 

“aku boleh gak tidur di sini satu malam?” ia bertaya padaku. “Boleh saja,” kataku.

Jam menunjukkan pukul setengah 6 sore, Alfian pamit pulang. Sedangkan aku dan Haris baru tidur pukul 10 malam.

Jum’at, 11 Juli 2008

Setelah sholat shubuh kulihat Haris masih asyik diperaduan menikmati tidurnya, sementara itu kubuka komputer. Sembari menulis, aku mendengarkan mp3. Di luar sedang hujan pagi ini.

Hari ini ada acara lagi yang diadakan DPW PKS. Perkemahan di daerah Banjarbaru. Para peserta berasal dari berbagai wilayah di Kalsel dan jumlahnya lebih dari 100 orang. 

Kami semua berangkat ke lokasi pukul setengah 5 dan baru sampai di sana pukul setengah 7. Kemudian langsung sholat maghrib berjamaah.

Setelah pembagian kelompok dan satu kelompok beranggotakan lebih kurang 14 orang. 

Pukul setengah 12 kami pun tidur dan akan bangun bergantian untuk jaga malam.

Sabtu, 12 Juli 2008

Aku masih berada di bumi perkemahan LEMDIKADA. Jam menunjukkan pukul 10, keringat membanjiri baju yang ada di badan dikarenakan kegiatan fisik yang cukup menguras keringat.  

Kejadian mengejutkan terjadi, saat semua tim sedang memainkan game. Salah satu peserta yang berasal dari kelompok 6 patah tangannya ketika sedang bermain. Namun yang lebih mengejutkan lagi bahwa yang patah tangannya itu ialah Zaidi kawanku sendiri.

Malamnya sekitar pukul 10 diadakan acara pentas seni yang ditampilkan oleh masing-masing kelompok. Mungkin karena kecapean dan letih aku tertidur di tenda. 

Saat aku bangun acara sudah selesai dan tiba-tiba panitia menyuruh kami semua untuk membereskan tenda.

Setelah masing-masing ketua kelompok diberi arahan oleh panitia. Ketua kelompok membawa kami ke balik semak-semak dan menjelaskan apa yang akan dilakukan. 

Ternyata kami semua akan memainkan permainan perang-perangan, dijelaskan oleh ketua bahwa pada pukul 2.30 kami harus menculik ketua kelompok 6. 

Pengintaian pun dilakukan pada pukul 1.30. Semua kelompok telah kami ketahui keberadaannya, namun sayangnya kami masih tidak tahu yang mana kelompok 6. 

Akhirnya karena kelelahan aku dan kawan-kawan tertidur sehingga otomatis permainan tidak kami lanjutkan.

Minggu, 13 Juli 2008

Sehabis sholat zuhur, kami bersiap-siap untuk pulang ke DPW masing-masing daerah. Wajah-wajah lesu tampak di wajah semua peserta.

Pukul 13.30 aku sudah berada di LPPM dengan keletihan yang kumiliki. Aku menghempaskan diri ke kasur butut itu. Tidak terasa aku terlelap dan bangun pukul setengah 5 sore. 

Segera aku menuju kamar mandi mesjid kampus, setelah itu sholat asar. Setelah sholat, aku pun ke warung untuk membeli beras. Sepulang dari warung, aku membuka komputer untuk mendengarkan mp3.

Jam menunjukkan pukul setengah 9 malam. Aku pergi keluar untuk mengantri bensin. Namun kulihat di SPBU antrian panjang menanti, sampai-sampai keluar jalur. Aku memutuskan untuk tidak jadi mengantri dan kulanjutkan besok, jam 10 aku sudah tidur. Mungkin karena capek dan kelelahan atau apakah itu namanya.

- Selesai -

Catatan ini akan selalu menjadi catatan penting serta pengingat di antara tumpukan catatan lusuh yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar