About

Tahun Politik, Tahun Sampah

elfaqar.blogspot.com - Ini tahun politik, kata mereka. Tahun yang busuk kata saya. Ya, sampah muncul dimana-mana, baik yang kasat mata maupun tidak. Setiap 5 tahun sekali selalu terjadi hal seperti ini, persaingan kotor, saling menjatuhkan, saling mencaci, hina, bahkan hingga saling benci. 

tahun politik

Semua aksi busuk berjalan dengan lancar, ditambah derasnya arus informasi yang tidak dapat dibendung. 
Kita hidup di era 4.0, dimana segala sesuatunya telah diupgrade melalui teknologi yang begitu canggih. Hanya dengan sebelah tangan dan tanpa bertatapan muka, kita mampu menciptakan kawan atau pun lawan dimana-mana. Setidaknya hal ini telah terjadi semenjak kurang lebih 10 tahun yang lalu.

Saya rindu masa-masa dimana kita masih buta teknologi canggih. Saya merindukan, ketika kita berkumpul mata saling menatap, lidah saling berbalas ucap, dan pikiran saling terbagi dan terkoneksi. 

Saya rindu tentang kebodohan dan kejujuran antara kita, kawan. Namun semua sirna, ketika masuknya teknologi canggih yang tidak dibarengi dengan informasi yang cukup untuk mengakses teknologi tersebut. 

Contoh sederhana ialah yang sering kita pakai sekarang ini, smartphone. Terkadang, bahkan mungkin hampir semua para pengguna smartphone tidak lebih smart dari smartphone itu sendiri. Kita seakan larut dalam buaian teknologi canggih, diperbudak alat dan dikuasainya. Akibatnya, kekacauan di dalam pikiran yang memunculkan masalah baru. 

Informasi, ialah satu-satunya akses yang bisa membuat kita memiliki tolak ukur terhadap sesuatu. Tanpa informasi kita tidak akan mampu menilai sesuatu. Begitu pula dengan yang terjadi saat ini, kita gampang dibodohi dengan banyaknya informasi palsu yang beredar di masyarakat. 

Sialnya terkadang kita menelan mentah-mentah informasi tersebut. 

Palsu dan asli bercampur jadi satu wadah. Tanpa kemampuan observasi yang baik tentu saja kita gampang dibodohi dengan informasi palsu. Bodohnya kita sebagai bangsa konsumtif, ialah malas mencari tahu apalagi mengobservasi sebuah informasi yang tengah beredar. 

Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar dari kita lebih senang mempercayai apa yang ingin kita dengar, bukan yang benar.
 
Kepalsuan di masa sekarang beredar tidak lagi hanya sebuah kalimat. Kabar burung atau pun yang tidak jelas asalnya, ataupun desas-desus dari satu orang ke orang lainnya. 

Kepalsuan dan kebohongan kini lebih sistematis. Untuk berbohong saja kini orang harus menggunakan data, tentu saja itu adalah data yang manipulatif. Jika kita sebagai individu malas menelusuri data tersebut, maka kita tak lain dan tak bukan adalah target sasaran dari kebohongan tersebut. Semua dilakukan hanya demi memenangkan tropi di panggung politik busuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar