Dia bilang "rasanya percuma saja menyetor uang jaga malam setiap bulan".
Miris memang tidak ada jaminan bahwa lingkungan akan selalu aman, yang jaga komplek hanya satu orang saja. Jika tertidur, habislah orangnya. Anggap saja tidak ada orang yang jaga.
Lagi-lagi saya dibuat gusar dengan beberapa timeline di beranda facebook.
Lagi-lagi saya dibuat gusar dengan beberapa timeline di beranda facebook.
Salah satunya ialah menyebut "perokok itu pembunuh".
Saya tidak menyalahkan orang yang mengkampanyekan anti rokok. Bukan pula bermaksud membela diri. Hanya saja, saya rasa terlalu berlebihan ketika menganggap perokok itu adalah pembunuh.
Dampak yang dihasilkan dari kalimat itu agak sedikit menohok para perokok. Bayangkan jika ada tetangganya perokok dan memiliki pikiran yang pendek, kemudian membaca status facebook yang ia tulis dengan jempol keramatnya. Mungkin si penulis tidak akan bernyawa lagi.
Saya sadar dan memaklumi, kenapa mnausia di zaman sekarang lebih gampang menjadi hakim untuk orang lain, tapi tidak untuk dirinya sendiri. Lebih mudah menjustifikasi orang lain, tapi takut mengoreksi dirinya sendiri. Kemajuan teknologi menjadi penyebabnya.
Saya sadar dan memaklumi, kenapa mnausia di zaman sekarang lebih gampang menjadi hakim untuk orang lain, tapi tidak untuk dirinya sendiri. Lebih mudah menjustifikasi orang lain, tapi takut mengoreksi dirinya sendiri. Kemajuan teknologi menjadi penyebabnya.
Mudahnya penyebaran informasi, berpengaruh besar terhadap perkembangan otak manusia. Hanya saja sebagian besar dari kita lebih senang disuguhi informasi yang kita sukai dan menganggap bohong informasi yang kita benci.
Dengan satu tombol dan jari, sebuah informasi bisa dengan cepat menyebar. Itulah salah satu kelebihan teknologi di zaman sekarang. Saya semakin maklum jika banyak orang mulai berargumen dari informasi yang hanya mereka senangi kemudian menyakiti perasaan orang lain. Saya semakin sadar karena pergelangan tangan tidak memiliki otak.
Di zaman sekarang, penggunaan otak di tengah masyarakat sudah mulai agak berkurang. Mungkin saja karena kita hidup di zaman yang serba visual.
Prosesnya tidak lagi dari mata kemudian masuk ke otak, turun ke ucapan dan perbuatan. Sekarang agaknya seperti ini, dari mata langsung ke hati tanpa ada fungsi otak yang memprosesnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar