About

Tentang Manusia - Humanesia

elfaqar.blogspot.com - Hari ini selasa, 9 Oktober 2018. Sudah pukul 2 pagi. Saya ingin membahas sedikit tentang manusia. Menurut beberapa kitab suci dari beberapa agama, perjalanan pertama manusia berawal dari kemunculan seorang makhluk yang diciptakan dari tanah. 

Ia dianugerahi kelebihan yang luar biasa, yaitu akal dan pikiran. Adam merupakan manusia pertama yang konon kabarnya diturunkan dari surga ke bumi yang fana. Mungkin bukan diturunkan, lebih tepatnya diusir karena melanggar perintah Tuhan.

Saya tidak akan membahas terlalu panjang tentang asal usul manusia, karena kita sudah tahu itu semua. Yang ingin saya kemukakan ialah tentang manusia.

Manusia mampu menjadi makhluk yang paling kejam di muka bumi ini. Ia bisa membenci sesuatu tanpa alasan. Namun, ia juga bisa menjadi makhluk paling lembut. Ia bisa mencintai sesuatu tanpa alasan yang jelas pula.

Selama kurang lebih 30 tahun saya hidup di muka bumi ini, akhirnya saya sedikit mengetahui tentang manusia. Sifat manusia selalu berubah-ubah, akan tetapi memiliki pola. Entah itu memang hukum alamiahnya atau pun memang seperti itu jalan permainan Tuhan. Setiap generasi selalu saja mengulangi siklus kejadian yang serupa, namun tak sama.

Jum'at 12 Oktober

Jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Beberapa menit lagi memasuki hari Sabtu. Ketika iseng membuka halaman facebook, saya terbaca sebuah timeline yang berisi komentar yang lumayan panjang dan banyak. 

manusia


Ada hal yang menggelitik, ketika membaca dari beberapa komentar mereka. Ternyata mereka sedang berdebat. Tentu saja arah perdebatan mereka menuju masalah yang sedang manusia Indonesia hadapi saat ini. 

Mungkin akan lebih enak jika istilah "manusia Indonesia" saya singkat menjadi Humanesia. 

Kembali kepada masalah yang sedang diperdebatkan mereka di facebook. Masalahnya ialah, pengucapan kata dalam bahasa arab oleh orang jawa. Masalah sesimpel itu, kemudian menjadi besar tak terarah. 

Yang membuatnya menjadi lucu ialah, argumen yang sedang diperdebatkan itu dilontarkan oleh orang lain dimana yang mendebat argumen tersebut tidak pernah mendapat balasan dari orang yang mengeluarkan argumen tersebut. Lucu bukan. 

Mereka yang tegang uratnya saat berdebat, malah mereka yang komentar dan yang membagikan timeline tersebut. Yang membuat saya tidak habis pikir, mereka yang saat ini sedang berdebat "secara online" itu rata-rata memiliki strata pendidikan yang lumayan tinggi. 

Mereka mulai mengeluarkan dalil-dalil agama, untuk bisa mempertahankan argumen orang lain. Pada akhirnya mereka hanya saling tuduh, siapa di antara mereka yang lebih tinggi imannya atau kah intelejensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar