Teman saya semasa di kampus, Akhmad Sulaimi atau biasa disapa Imi datang berkunjung. Sebenarnya sih bukan berkunjung, hanya sekadar singgah
dalam perjalanan dia dan temannya ke daerah Serongga.
Hanya sekejap saja, sekadar
obrolan ringan dan kemudian saat pamit ia memberikan selembar uang 50ribuan ke
tangan anak saya. Lumayan senanglah, karena memang saat sampai di Kotabaru saya masih belum mempunyai pekerjaan tetap. Hanya sekadar menerima cetakan ringan
dan servis komputer.
Saya melanjutkan mengangkut air, bak mandi sudah penuh, air di WC pun sudah terisi. Saya selesai, kemudian istirahat merebahkan diri.
Masih menunggu kelanjutan panggilan dari
Gadgetmart yang katanya mau buka cabang di Kotabaru. Setelah sebelumnya, tanggal
16 kemarin saya mengikuti tes tertulisnya. Sekarang tinggal menunggu tes
wawancara, itu pun kalau dipanggil lagi. Masih menunggu.
Dalam dua hari
ini... eh tidak, dalam beberapa minggu ini saya berusaha mengurangi asupan
makan. Tapi baru dua hari ini saya bisa konsentrasi untuk menahan nafsu makan
yang berlebihan.
Maklumlah, obesitas ini benar-benar mengganggu saya. Saya bukan
orang yang gampang terpengaruh dengan omongan orang lain tentang saya. Hanya saja, saya baru menyadari bahwa baju kemeja satu-satunya yang saya miliki sudah tidak muat. Padahal dulu, waktu kuliah kemeja itu terasa kebesaran, jarang sekali saya pakai.
Kini malah itu satu-satunya baju formal yang bisa saya pakai. Aneh. Yaah... semoga
diet ini berhasil.
Beberapa hari ini
saya asik membaca kembali catatan harian Soe Hok Gie, mahasiswa idealis
menurut saya. Salah satu yang menjadi semangat inspirasi saya dalam menulis, setelah
sebelumnya ada beberapa buku yang memicu saya untuk menulis di tahun 2008.
Catatan hidup saya agaknya bolong-bolong, saya bukan penulis profesional yang bisa
menghasilkan tulisan setiap hari. Semua tergantung mood.
Ada beberapa yang saya posting di note facebook. Ada yang saya post
di blog, ada pula yang hanya saya diamkan di buku catatan.
Hari sudah
menjelang sore, istri saya pergi mengajar les untuk anak SD. Tidak lama, hanya
1 jam saja. Setiap sore, saya dan anak saya selalu menghabiskan waktu berdua. Kadang
main mobil-mobilan, kadang dia ngoceh sendiri saat saya menulis.
Umurnya baru 2
setengah tahun, Hana Cantika namanya. Dia baru saja berhenti menyusu badan. Kini nafsu
makannya bertambah besar, untungnya dia tidak pilih-pilih soal makanan.
Tapi makanan
atau minuman kesukaannya cuma satu yaitu coklat. Saya rasa di umurnya yang
begitu sangat muda, saya sudah tahu kesukaannya, coklat. Mungkin ketika sudah
besar seleranya akan berpindah. Dia mengajak saya main mobil-mobilan di luar.
Malam sudah
terasa begitu larut, padahal baru pukul 10. Saya baru saja pulang dari bank buat
ngambil uang yang baru ditransfer untuk bayaran beberapa desain piala yang saya kirim tadi siang. Lumayan untuk tambahan uang belanja.
Di umur yang sudah
tidak muda lagi saya belajar menulis cerpen, tapi tidak berhasil. Mungkin
karena imajinasi saya sudah mulai berkurang. Tidak seperti dulu, sewaktu masih
menjadi seorang pers mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar