elfaqar.blogspot.com - 26 Oktober 2015. Kemarin rasanya
hari yang cukup melelahkan, bukan karena lagi-lagi harus ngangkut air. Tapi karena saya terkena diare, hampir 10 kali saya bolak balik ke WC. Mungkin saja karena malamnya saya kebanyakan makan kacang dari arab.
Hari ini pun
seperti itu, tapi sudah mulai mendingan habis minum obat diare tadi.
Hari ini ada
sedikit pertentangan dengan ibu, ia selalu menyalahkan segala sesuatu
kepada saya. Mungkin karena perut buncit saya. Saya rasa itu tidak adil, saya tidak bisa lagi
menahan emosi, saya luapkan emosi itu. Saya terlihat seperti anak durhaka yang
sedang memarahi ibu kandungnya, salahkah saya?
Sekarang ini, di
Kotabaru sedang ramai perbincangan soal pilkada. Di sini akan digelar pesta
demokrasi dalam memilih bupati yang baru. Bagi seorang apatis seperti saya hal itu
tidak akan merubah apapun.
Mereka yang jadi calon pemimpin daerah sama saja. Pasti lebih mementingkan
uang daripada tanggung jawabnya. Masing-masing dari mereka sok agamis,
bawa-bawa nama Tuhan demi meraup massa.
Di jaman seperti sekarang, agama tidak lebih
dari sekedar kendaraan politik bagi mereka. Menjadi tumbal politik. Para ulama
hanya menjadi simbol kejayaannya. Tidak hanya di daerah saya, dimana-mana di seluruh
nusantara pun semua sama.
Di musim kemarau
ini, si jago merah semakin menjadi-jadi. Hutan-hutan pun jadi sasaran bagi
mereka pengusaha licik. Akibatnya, kepulan asap merajalela. Ada yang menyalahkan
presiden, ada yang tidak. Pulau-pulau yang memiliki hutan lebat seakan jadi
sasaran empuk.
Kemarin dan beberapa hari sebelumnya, di belakang rumah terjadi kebakaran, maklum saya tinggal di kelilingi hutan. Di beberapa tempat pun seperti
itu, mungkin ketika hujan deras turun suatu saat nanti akan terjadi banyak
longsor. Mungkin.
Itulah negara saya, dengan segala jenis kepentingan di dalamnya. Saya pun, dengan berbagai masalah
dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar