elfaqar.blogspot.com - Akhir-akhir ini saya lebih sering mengutip kalimat dari seorang keturunan Cina yang lahir pada 17
Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit dan Nio Hoe An. Dia lebih dikenal dengan nama Soe Hok Gie.
Ya, saya sedikit terpana
dengan kisah hidupnya yang berani menentang ketidakadilan, dan berusaha
memperjuangkan yang lemah.
Ini bukan tentang kepahlawanan, agama, atau bahkan
tentang politik. Ini tentang rasa kemanusiaan. Bukan pula untuk mengetengahkan
bahwa ideologinyalah yang paling bagus. Tapi tentang kebenaran, yang kadang menjadi
pil pahit untuk dirasakan. Bahkan bagi para pemimpin yang sok religius, yang
pada akhirnya terjerat masalah korupsi.
Lihatlah
kenyataan, betapa bobroknya negeri ini. Hampir di semua elemen
pemerintah, tidak hanya hampir. Bahkan semua pejabat melaksanakan
tindakan korupsi. Mungkin tidak perlu jauh-jauh, sebelum jadi pejabat pun mungkin
mereka sudah sering melakukan tindak itu.
Ya, intelenjensia yang katanya menjadi
agent of change dan kontrol sosial. Tidak dapat dielakkan, walau banyak yang
mengelak, bahwa mereka yang berkuasa sebagai BEM, DEMA, atau apalah namanya telah
melakukan intrik-intrik politik kotor, khususnya tempat bekas saya menimba ilmu.
Tak akan ada
habisnya bila kita membicarakan tentang kasus korupsi, karena setiap hari di TV
selalu saja ada berita tentang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar