Pecundang
Aku benar2 bingung apa yg harus kulakukan sekarang. Aku pulang ke sekre dengan wajah sedikit murung. Dan kepala penuh tanda tanya. Berbagai macam fikiran muncul. Mungkin saja aku terlalu bodoh untuk bisa mencari ilmu di sebuah tempat bernama kampus. Aku memang mengakui bahwa pendidikan yg kutempuh tak sesuai dengan keinginan hatiku. Tapi sayang, pendidikan di tempat yg kuinginkan terlalu mahal rasanya buat orang tuaku. Makanya beliau hanya memperbolehkanku menuntut ilmu di tempat yg cukup dengan kantong mereka. Tapi beginilah hasilnya.
Akhirnya, mungkin tak ada yg tahu bahwa aku telah berusaha dengan keras mempertahankan kepercayaan orang tuaku. Dan hanya dijadikan contoh sebagai pecundang yg gagal dalam pendidikannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar