Titik balik
Merenung, apakah manusia terlalu banyak merenung? Ataukah manusia kurang merenungi keadaan. Hal2 ganjil mulai bermunculan. Seseorang berkata bahwa itu adalah tanda2 akhir dunia, yg lain mengatakan bahwa itu sebagai tambahan dari 7 keajaiban dunia. Tapi aku mengatakan semua itu hanya jalan takdir yg bahkan sebelum bumi diciptakan, semua itu sudah tersurat di dalam pena tuhan. Aku percaya tuhan, tapi entah kenapa semua yg diciptakannya hampir membuatku jauh darinya. Sebagian mengatakan itu ujian, sebagiannya lagi berkata itu cobaan. Tapi bagiku itu hanyalah garis takdir yg harus dijalani kita, layaknya boneka yg dipermainkan anak kecil.
Pagi ini terasa sunyi sekali, semua kawanku pulang kampung, yang satunya lagi sedang bersuka ria di tanah jawa, berkumpul dan minum2 bersama para pejuang. Tak ada tanda2 rasa dingin menyerang, hanya insomnia yg kurasa selalu hinggap. Entah kenapa beberapa hari terakhir ini, setiap malam kepalaku terasa sakit sekali. Tapi ketika mentari muncul, rasa sakit itu hilang. Terasa di injak2 dan dicabik kepala ini. Berdenyut tak menentu, seperti jantung sapi yg hampir mati ketika dikurbankan.
Dunia terasa begitu sempit dan kecil ketika aku memejamkan mata, yg terasa hanyalah semua titik yg tak ada habisnya. Berpacu dengan waktu aku terus menelusuri kehidupan masa lampau. Mencari titik krisis yg tak pernah ada ujungnya.
Sementara itu di belakang sedang asik bersenda gurau bersama kawan2nya. Sepertinya kehidupan mereka senang terus setiap hari, setiap malam. Hanya bernyanyi-nyanyi dan tertawa-tawa, seperti tak ada beban sedikitpun di dalam lisannya.
4 tahun sudah aku melewati masa perkuliahan, banyak sudah yg kulalui. Semua menjadi pengalaman yg begitu berharga, tak mampu dinilai dengan besarnya nilai SPP yg dibayar bahkan oleh reguler B sekalipun. Semoga aku daat memanfaatkan pengalaman itu untuk bisa memperbaiki kesalahan di masa lampau. Melihat teman2ku sudah berhasil menyusun skripsi, sedikit membuatku iri dan sedih. Iri karena aku tak mampu menjadi seperti mereka, sedih karena harus kehilangan mereka. Akan sendiri bersama orang2 yg hanya memiliki orientasi waktu yg sempit, bahwa hidup hanya untuk mendapatkan nilai yg tinggi dari dosen agar bisa cepat jadi PNS.
Cita2, cita2 yg dulu diinginkan sekarang buyar, aku pengen jadi apa? Aku pun tak tahu, seperti orang tak punya tujuan. Guru SMP ku pernah mengatakan, “kamu seperti robin hood saja, tidak punya cita2”.
Kehidupan nyata merubah segala angan2 dan harapan, kehidupan nyata ternyata lebih sulit dijalankan daripada dibayangkan. Aku harap aku mampu menuju kembali ke titik balik, titik krisis dimana semua klimaks itu terjadi dan memperbaikinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar