Menggerutu kepada PT. ARUTMIN INDONESIA
Itu mungkin hanya satu dari sekian banyak intelektual muda yg mengharapkan uang tersebut. Aku merenung sejenak, sementara itu ada ibu2 yg terlihat marah bercampur kecewa karena ketika ditanya siapa yg kampusnya ingin ditanami pohon. Tak ada yg menjawab. Tapi sepertinya lebih kecewa lagi mahasiswa yg berada di situ. Aku berfikir, bagaimana orang2 akan tetap pada komitmennya ketika dia tak mendapatkan haknya. Aku berteriak keras dalam hati, “dia nyebut kita tidak seperti manusia tak punya komitmen, sdang dia sendiri tidak menunaikan komitmennya yg telah dibuat”.
Pada dasarnya proses penulisan artikel digital ini tidak untuk mendiskriminasi pihak manapun, karena aku rasa sudah bosan orang2 membaca tulisan provokatif seperti ini. Seperti yg pernah kutulis di grup FB IKMA Tanbu dan di blogku sendiri (bagi yg pengen baca, http://elfaqar.blogspot.com/2011/05/siapa-yg-tanggung-jawab-pt-arutmin.html).
Setiap bulan para intelegensia ini sabar mengikuti acara2 yg diadakan oleh pihak penyelenggara, karena memang menyenangkan walaupun agak membosankan. Ketika mereka harus mendapatkan haknya dan ditunda. Mereka pun tetap sabar. Tapi sepertinya, kesabaran itu tak berarti apa2 bagi mereka yg ada di atas sana. Masukan yg diberikan pun seperti kurang bisa diterima. Di sini hanya terlihat menonjolkan salah satu kampus, itu terbukti bahwa kegiata yg setiap bulan itu selalu diadakan di kampus itu2 aja. Apakah karena pengurusnya malas mencari tempat yg lain, atau mungkin ada faktor X yg menghalanginya.
Kekecewaan di wajah kawanku satu kelompok itu tak dapat kulupakan, ia berkata uang di sakunya tinggal 5000 rupiah. Entah hari ini dia makan atau tidak. Mungkin lagi sibuk mencari pinjaman kemana-mana. Rasa kesalku semakin memuncak, terhadap siapa? Aku pun bingung karena ketidakjelasan ini.
Mahasiswa benar2 menjadi ladang basah saat ini. Ladang basah yg siap ditanami oleh berbagai pemahaman yg benar atau pun salah. Sepertinya tak perlu ngomong benar atau pun salah, karena semua sudah jelas. Aku pernah bertanya dahulu pada saat pertemuan, tentang transparansi. Sepertinya memang tak ada transparasi kepada para penerima beasiswa ini. Seperti ada yg disembunyikan, dan kita menunggu itu untuk bocor. Entah apakah itu. Yg jelas memang tak ada transparansi di PT. ARUTMIN INDONESIA ataupun di pihak penyelenggara beasiswa ini.
Janganlah termakan oleh tulisan ini, karena tulisan ini hanya sekedar membuang keluhan semata, tapi jika pembaca punya nurani. Pikirkanlah!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar