About

cari kerja lagi

Udah jam 3 pagi. Waktu yg sangat tepat sekali buatku menulis kembali apa yg telah terjadi kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi. Di temani malam yg cukup menusuk tulang sejuknya, matakau tak letih menatap tajamnya pandangan celeron yg terang benderang. Sepertinya aku emank harus cari kerja lagi. Kontrak di harian terbesar se kalselteng Banjarmasin Post itu telah habis, dan mreka tak berminat untuk menambah masa kerjaku. Berfikir kembali aku untuk mencari pekerjaan lagi. Pada dasarnya aku memiliki banyak sekali rencana ke depan. Tapi sayang dengan aku tak lagi bekerja, terpaksa semua rencana itu tertunda dengan sendirinya. Padahal aku sangat mengharapkan sekali bekerja di sana mungkin saja mereka menganggap kultur yg ku miliki kurang sesuai dengan keadaan di sana. Ya sudahlah, aku pun tak mampu berbuat apa2 lagi. Keputusan perusahaan telah bulat, dan pada akhirnya aku hanya anak kampus yg harus kembali ke kampus. Berusaha menentang alam dengan beberapa kritik pedas di dalamnya.
Beberapa jam yg lalu aku memperbaiki kurikulum vitae untuk meluncurkan kembali surat lamaran pekerjaan ke tempat lain. Tapi kali ini pengalaman kerjaku bertambah. Banyak sekali ilmu yg ku dapat di sana. Aku merasa seperti sudah siap bekerja di bidang itu. Tapi sayang ilmu kejuruan yg ku tekuni tak sesuai dengan minat kerjaku. Semua udah terlanjur, yg bisa ku lakukan hanyalah membiarkan semua itu terjadi dan menjalaninya. Berharap dapat lulus saja aku sudah senang walau tak memiliki nilai tinggi.
Udara dingin dari kipas angin di sebelahku tak membuat otakku buntu berfikir, sambil online aku terus berusaha merangkai pikiran yg mulai jenuh ini. Mulai jenuh menghadapi segala masalah yg tak kunjung ada habisnya. Sehingga dapat ku simpulkan bahwa hidup itu adalah masalah. Jika tak ada masalah bukanlah hidup namanya. Setiap sebuah masalah selesai, selalu muncul masalah baru. Jika orang2 mengatakan, ini adalah sebuah ujian. Kalau lulus maka ujian akan semakin berat untuk medapatkan derajat yg lebih tinggi.
Sekarang ini lagi libur setelah final test di kampus tak satupun dari tes mata kuliah itu yg ku ikuti. Dan sudah pasti tak ada satupun yg bakal lulus. Menyedihkan serta membodohkan sekali perbuatanku ini. Aku merasa seperti mahasiswa angkatan 2009 saja. Tertinggal 2 tahun dari kawan2ku yg lain, walau aku tak banyak memiliki teman di program studi. Mungkin karena aku tidak terlalu sibuk berkutat di kumpulan orang2 itu. Kawan2ku lebih banyak berasal dari program studi ilmu eksak yg rata2 sekarang sedang menggarap skripsi. Mereka akan pergi dengan bangga membawa ijazah kelulusannya. Sedang aku terlihat bodoh, terpuruk sendirian di dalam kampus. Ya sudahlah, udah nasib mungkin seperti ini. Entah apa rencana tuhan. Sang arsitek yg sedang sibuk mempersiapkan hari kebangkitan. Sehingga mungkin saa lupa dengan keadaan di bumi. Banyak ketidakadilan terjadi, benar jadi salah dan salah jadi benar. Orang2 miskin yg kelaparan, dan jeritan tangis para jelata yg melarat.
Punggungku udah terasa sakit, sudah saatnya mungkin merebahkan diri. Tak banyak fikiran yg muncul malam ini dan pagi ini. Yg jelas aku akan berusaha menjalani ini semua apa adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar