Malam ini terasa dingin, sama seperti malam-malam sebelumnya. Hembusan angin malam diiringi mesin air conditioner yang berhembus begitu kencang di dalam ruangan kantor. Aneh, malam ini saya hanya sendirian di kantor. Semuanya sudah pulang, karena mengambil shift pagi.
Saya berfikir sejenak tentang kehidupan yang saya rasa penuh dengan kekotoran ini. Kebenaran yang selalu dikumandangkan tidak kunjung datang. Berusaha menjemput sang kebenaran pun tidak kunjung tiba. Bumi ini semakin goyah tubuhnya. Diterpa badai kemalangan yang bertubi-tubi.
Saya teringat sebuah film yang menggambarkan tentang kegigihan seseorang di dalam menempuh kehidupan.
Kehidupan seorang muslim di negeri Paman Sam. Film ini dikenal dengan judul 'my name is khan'.
Di dalam kisahnya, ia adalah seorang penyandang penyakit yang begitu aneh. Namun ia memiliki otak yang sangat cerdas. Dia tidak pernah merasakan bangku sekolah karena penyakitnya. Akhirnya sang ibu berinisiatif untuk mencarikannya seorang guru pribadi untuk mengajarinya secara langsung.
Di dalam dunia ini, ia tidak pernah membeda-bedakan suku, ras, agama, atau kelompok apapun.
Dia teringat pesan ibunya yang mengatakan, “hanya ada dua jenis manusia di dunia ini, orang jahat yang selalu berbuat jahat dan orang baik yang selalu berbuat baik”.
Tampaknya film ini sangat memberi inspirasi bagi kita semua. Banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya. Salah satunya, kita tidak boleh membedakan seseorang karena ia seorang kaum minoritas di wilayah tersebut.
Di Amerika, ia ingin bertemu langsung dengan presiden Amerika. Demi hanya ingin mengatakan
“my name is khan and I’m not a terrorist”
Kata-kata yang sungguh menggugah dan menggetarkan. Bagaimana tidak, di sana muslim dikenal sebagai teroris. Oleh sebab itu, muslim menjadi kelompok minoritas yang dikucilkan.
Satu hal yang pasti. Kita sebagai manusia yang diciptakan paling sempurna, hendaknya bisa menyetarakan pikiran di setiap keadaan.
Maksudnya ialah, tidak perlu kita memusuhi sesuatu karena ia berbeda dengan kita. Perbedaan golongan bukan menjadi permasalahan yang patut dibesar-besarkan. Bukankah bangsa ini besar karena perbedaannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar