About

Harapan palsu

Kali ini semua terbuka, semua terungkap dengan jelas. Aku tak tahu harus berkata apa lagi dan harus bagaimana lagi. Aku hanya bisa diam dan membisu, wajah basah dan banjir akibat air mata yang tumpah. Pikiranku rata tak mampu lagi menerawang ke alam di mana aku berkonsentrasi dengan benar. Hatiku seakan rapuh dan kemudian hancur menjadi abu. Aku lunglai tak bermakna. Saat aku tahu hal itu terjadi, aku hanya bisa pasrah. Menyadari bahwa diriku memang bukan makhluk yang sempurna, dan ego itu memang harus kupendam. Semua sudah berakhir. Memang benar bahwa cinta tak harus memiliki. Tapi apakah benar ini cinta atau hanya sekedar nafsu dunia. Aku pun mulai meragukan perasaan sayag itu. Apakah hanya sekedar fatamorgana belaka yang terpampang selama ini.
Perlahan dan kencang tak mampu aku membendung air mata ini. Namun aku terus berfikir bahwa itulah aku. Dan mungkin ini lah takdirku. Tersisih dimana pun aku berada. Terkapar walau sudah sekarat sekalipun. Aku mulai tak yakin dengan kehidupan ku. Saat itu kata2 yg keluar dari mulutku, aku ingin mati, aku ingin mati dan aku ingin mati. Itu sajalah yang kupikirkan saat itu. Aku merasa telah letih berusaha, terlalu banyak ujian tuhan yang melampaui kemampuanku. Terlalu jauh aku dari keluargaku. Aku benar2 merindukan mereka, aku di sini karena aku ingin membahagiakan mereka. Tapi apa yang ku lakukan. Bergerumul bersama waktu yang tak pasti kapan datangnya. Aku terus menanti kapa datangnya secercah harapan. Walau aku tahu bahwa itu hanya sebuah cerita dongeng yang dikumandangkan orang tua kepada anak2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar