Harapan palsu
Perlahan dan kencang tak mampu aku membendung air mata ini. Namun aku terus berfikir bahwa itulah aku. Dan mungkin ini lah takdirku. Tersisih dimana pun aku berada. Terkapar walau sudah sekarat sekalipun. Aku mulai tak yakin dengan kehidupan ku. Saat itu kata2 yg keluar dari mulutku, aku ingin mati, aku ingin mati dan aku ingin mati. Itu sajalah yang kupikirkan saat itu. Aku merasa telah letih berusaha, terlalu banyak ujian tuhan yang melampaui kemampuanku. Terlalu jauh aku dari keluargaku. Aku benar2 merindukan mereka, aku di sini karena aku ingin membahagiakan mereka. Tapi apa yang ku lakukan. Bergerumul bersama waktu yang tak pasti kapan datangnya. Aku terus menanti kapa datangnya secercah harapan. Walau aku tahu bahwa itu hanya sebuah cerita dongeng yang dikumandangkan orang tua kepada anak2nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar