About

Siapa manusia itu

Masih terjebak di antara lembaran kusam milik para intelektual muda. Menjelajah hari demi hari tanpa arti dan makna. Terkadang orang2 berfikir aku tidak terlalu fokus kepada apa yang kukerjakan, padahal saat mereka mengatakan itu, saat itu pulalah aku merasa sangat fokus kepada pekerjaanku. Terkadang manusia juga bisa merasakan letih, begitu pula aku. Terkadang aku merasa sangat malas dan terkadang juga aku merasa sangat bersemangat. Aku berfikir sangat dalam sehingga aku tahu bahwa mungkin saja itulah ciri khas dari manusia. Tidak akan bisa merasa memiliki ketika belum merasa kehilangan, belum bisa merasakan keberhasilan ketika tak pernah merasakan kegagalan. Hakikat manusialah yang menjadikannya makhluk terbodoh, terlupa, tercerdas dan terpintar. Tampaknya manusia terkadang lupa dengan hakikat tersebut, sehingga ada manusia yang mendewakan dirinya sendiri dan merasa tak pernah salah dan lupa. Dan ada pula manusia yang selalu merasa hidup dalam keterpurukan serta kesusahan walaupun sebenarnya dia terlihat masih beruntung dibanding dengan yang lainnya.
Aku masih menapaki siapa diriku dan apa diriku ini, belajar dari pengalam yang mungkin saja akan mendewasakan kita suatu saat aku berdera dengan waktu yang tanpa kenal kelamin dan umur menghantam semua yang menghadang. Benarkah hal ini semua nyata? Atau hanya fatamorgana yang tak akan pernah berakhir. Beberapa ahli menyatakan bahwa bumi yang kita diami tidaklah satu2nya planet yang memiliki kehidupan di galaksi ini. Masih ada dunia tersembunyi lainnya yang jauh dari jangkauan nalar serta ilmu pengetahuan besar manusia yang hanya seperti titik buih di lautan.
Kembali kepada permasalahan siapa diri kita dan apa diri kita. Akhirnya dari buku ilmu pengetahuan serta kitab2 aku menemukan satu jawaban, bahwa pada dasarnya manusia hanyalah segumpal sperma yang pada awal terjadinya bercampur dengan sel telur yang kemudian berproses menjadi memiliki kepala lengan, tubuh dan kaki. Dan tugasnya diturunkan ke bumi hanyalah untuk beribadah dan berbuat baik kepada semua makhluk. Tapi nalarku berkata bagaimana mungkin, manusia dengan seluruh kekurangannya mampu melaksanakan tugas tersebut. Sedangkan langit yang menjulang tinggi saja menolak tugas tersebut, dan gunung yang kokoh tegak berdiri pun enggan melaksanakannya.
Kemudian, manusia dilengkapi akal dan fikiran sehingga membuatnya menjadi lebih sombong daripada langit yang menjulang tinggi dan lebih kokoh daripada gunung yang berdiri tegak. Itulah mungkin satu2nya kelemahan manusia yang tak akan pernah bisa terlihat secara kasat mata. Karena hanya mampu dilihat dengan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar