About

Perjalanan panjang

05/02/11
Perjalanan ini terasa begitu cepat. Padahal baru kemarin rasanya aku bermain layangan bersama kawan2ku semasa kecil dan terik panas mataharinya pun masih menyengat kuat di pori2 kulitku. Waktu benar2 terasa berputar lebih cepat. Bagaimana tidak dalam 2 semester aku sudah melewatkan 3 orang perempuan dalam hidupku dan sekarang yg ke empat, entahlah awet dengannya atau tidak aku pun tak tahu.
Ya sudahlah, tak perlu aku bicara tentang asmara di dalam tulisan ini. Karena aku memang tak tahu apa2 soal itu. Banyak sekali ternyata permasalahan yg tengah terjadi belakangan ini, belum selesai kasus mafia pajak Gayus Tambunan mengawang di kepalaku kini timbul pula masalah, yakni salah seorang pengurus BEM yg dapat dikatan nilainya kurang dari standar malah mendapatkan beasiswa dari kampus padahal masih ada orang2 yg kurasa lebih berhak dan nilainya pun lebih tinggi dibandingkannya.
Otakku yg sempit mulai menelisik ke alam yg kurang bisa dinalar dengan pikiran. Berbagai prasangka buruk muncul dan argumen2 yg kurang pantas keluar dari busuknya pikiranku mengenai permasalahan tersebut. Aku rasa memang pantas bahwa birokrasi ini birokrasi orang2 busuk, percuma sila2 yg terpampang di dinding kantor, kementrian, dan sekolah2 apabila tak direalisasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Benar2 semakin kental kebencianku tehadap orang2 yg hidup di dalam birokrasi pemerintahan yg bobrok ini. Masing2 hanya memikirkan perutnya sendiri tanpa mengetahui bagaimana caranya melakukan rasa empati, pada pelajaran seperti itu sudah dipelajari sejak SMP kelas 3 di PMP atau PPKN atau yg lebih dikenal sekarang PKN.
Kembali kepada permasalahan yg ditimbulkan oleh kampus tempatku mencari sertifikat guru, ternyata apabila memiliki kekuasaan segalanya lancar walau harus mengorbankan hak2 orang yg seharusnya mendapatkan hak, walaupun harus mencuri uang rakyat seperti koruptor dan walaupun harus mengotori tangannya dengan darah. Dia tak pernah merasa malu walau perutnya penuh dengan cacing2 kotoran rakyat dia tak pernah malu mempertunjukkan kekayaan dan kekuasaannya di mata para pencari kehidupan.
Ternyata peperangan ini sudah dimulai sejak sebelum aku tahu kebebasan dan sampai sekarang pun perang tengah berlangsung saat kebebasan mulai terpenjara di jaman yg katanya demokrasi. Kini wajah2 yg dahulu ku kenali sebagai sesama pejuang mulai berbicara dalam bahasa yg tak ku mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar