About

elfaqar - Guru. Siapa yang tidak mengenalnya? Semua dari kita mengetahui siapa itu guru. Orang yang paling berjasa dalam hidup kita semua. Tanpanya, mungkin kita semua akan buta dalam membaca, menulis, dan berhitung. Namun, di masa pandemi seperti sekarang ini. Guru seolah menjadi beban baru bagi pemerintah.

guru

Saya tahu, pernyataan ini akan menimbulkan kontroversi. Menimbulkan cacian dari mereka yang masih menganggap guru sebagai pahlawan. Ya, pahlawan tanpa tanda jasa. Itulah gelar yang mereka sandang selama ini. Akan tetapi, beda dulu, beda sekarang.


Jaman sudah berubah. Mereka para guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan waktu, akan tersingkir dengan sendirinya.


Pagi ini, saya marah-marah kepada anak saya yang sedang mengerjakan ujian dari gurunya. Saya seakan dirasuki setan, memarahinya sejadi-jadinya. Hanya karena dia tidak mengerti soal yang tertulis di lembar ujiannya.


Usut punya usut, ternyata jenis soal seperti itu tidak pernah ada latihannya. Sontak, saya mengambil kertas ujian itu dan ingin merobeknya. Namun, dicegah oleh istri saya.


Pelajaran buat saya dan orang tua lainnya, sebelum meluapkan emosi sebaiknya mengetahui duduk persoalannya. 


Pelajaran pula buat para guru. Sebaiknya jika ingin memberikan soal ujian, pastikan jenis soal yang diujikan sudah dipahami oleh anak. Satu hal yang penting, soal ujian hendaknya sama jenisnya dengan latihan harian yang biasa dikirim lewat chat WhatsApp. 


Kami para orang tua tentu saja tidak mengerti bagaimana kurikulum sekarang sedang berjalan. Kompetensi seperti apa yang diperlukan para murid.


Di masa pandemi, seharusnya guru semakin cakap. Memikirkan strategi bagaimana cara mengajar yang efektif. Jika tidak, maka gelar yang sejak dahulu disandang "pahlawan tanpa tanda jasa" hanya akan menjadi omong kosong belaka.


Tulisan ini mungkin akan menyinggung beberapa orang teman yang sekarang berprofesi sebagai guru. Saya tidak Peduli. Saya hanya ingin mengeluarkan keluh kesah.


Walaupun (mungkin saja) tidak semua guru berpikir monoton seperti di sekolah anak saya.


Jika seperti ini terus adanya, bukan tidak mungkin dunia pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran. Sebab guru hanya menjadi beban baru bagi pemerintah di masa pandemi. 

Guru, Beban Baru di Masa Pandemi

elfaqar - Guru. Siapa yang tidak mengenalnya? Semua dari kita mengetahui siapa itu guru. Orang yang paling berjasa dalam hidup kita semua. Tanpanya, mungkin kita semua akan buta dalam membaca, menulis, dan berhitung. Namun, di masa pandemi seperti sekarang ini. Guru seolah menjadi beban baru bagi pemerintah.

guru

Saya tahu, pernyataan ini akan menimbulkan kontroversi. Menimbulkan cacian dari mereka yang masih menganggap guru sebagai pahlawan. Ya, pahlawan tanpa tanda jasa. Itulah gelar yang mereka sandang selama ini. Akan tetapi, beda dulu, beda sekarang.


Jaman sudah berubah. Mereka para guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan waktu, akan tersingkir dengan sendirinya.


Pagi ini, saya marah-marah kepada anak saya yang sedang mengerjakan ujian dari gurunya. Saya seakan dirasuki setan, memarahinya sejadi-jadinya. Hanya karena dia tidak mengerti soal yang tertulis di lembar ujiannya.


Usut punya usut, ternyata jenis soal seperti itu tidak pernah ada latihannya. Sontak, saya mengambil kertas ujian itu dan ingin merobeknya. Namun, dicegah oleh istri saya.


Pelajaran buat saya dan orang tua lainnya, sebelum meluapkan emosi sebaiknya mengetahui duduk persoalannya. 


Pelajaran pula buat para guru. Sebaiknya jika ingin memberikan soal ujian, pastikan jenis soal yang diujikan sudah dipahami oleh anak. Satu hal yang penting, soal ujian hendaknya sama jenisnya dengan latihan harian yang biasa dikirim lewat chat WhatsApp. 


Kami para orang tua tentu saja tidak mengerti bagaimana kurikulum sekarang sedang berjalan. Kompetensi seperti apa yang diperlukan para murid.


Di masa pandemi, seharusnya guru semakin cakap. Memikirkan strategi bagaimana cara mengajar yang efektif. Jika tidak, maka gelar yang sejak dahulu disandang "pahlawan tanpa tanda jasa" hanya akan menjadi omong kosong belaka.


Tulisan ini mungkin akan menyinggung beberapa orang teman yang sekarang berprofesi sebagai guru. Saya tidak Peduli. Saya hanya ingin mengeluarkan keluh kesah.


Walaupun (mungkin saja) tidak semua guru berpikir monoton seperti di sekolah anak saya.


Jika seperti ini terus adanya, bukan tidak mungkin dunia pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran. Sebab guru hanya menjadi beban baru bagi pemerintah di masa pandemi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar