About

elfaqar.blogspot.com - Hari ini rasanya sibuk dan sial. Sibuk karena bepergian ke tempat wisata. Rencananya kami mau jalan-jalan ke bukit Linuh di daerah Pelaihari. Sialnya, kami malah nyasar ke air terjun. 

Pada mulanya mungkin karena kesalahan saya. Ketika dalam perjalanan, mesin motor saya mengalami masalah. Terpaksa semua harus menunggu hingga motor saya selesai diperbaiki. Mengganti fan belt motor ternyata cukup mahal. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Harga dan upahnya 160ribu, itu pun sudah ditombokin 50ribu oleh seorang teman. Alhasil uang di dompet tinggal 14ribu. Maklumlah nasib buruh di akhir bulan memang begitu. 

Sembari menunggu motor diperbaiki, hujan turun dengan deras. Setelah selesai diperbaiki, hujan tidak kunjung reda.

Sekitar jam setengah 2 siang, hujan mulai reda. Kami melanjutkan perjalanan. 

Rombongan kami terpisah saat memasuki kota Pelaihari, Tidak disangka setengah dari rombongan kami yang melaju jauh merubah destinasi perjalanan ke air terjun di daerah Bajuin. Masih di Pelaihari. 

Saya dan seorang teman bingung karena tidak tahu jalannya. Setelah berkeliling dan bertanya ke warga sekitar, akhirnya kami berkumpul kembali dengan rombongan yang lain. Melanjutkan perjalanan ke air terjun Bajuin. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Setelah sampai, naik ke atas. Ada banyak orang di sana, kami memutuskan untuk naik lebih tinggi lagi ke atas. Air terjun di atas cukup sepi, hanya ada beberapa muda mudi (kayaknya lagi mesum). Ketika kami menjajah di situ, mereka langsung beranjak pergi. Tinggallah kami penguasa di sana.

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Padahal tidak ada rencana ke air terjun. Karena sudah terlalu letih berpikir, saya langsung masuk ke air terjun dengan celana jeans dan baju kaos yang terpasang di badan. 
Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Beberapa orang teman saya pun tidak mau ketinggalan. Mereka juga langsung hanyut dengan suasana yang ada. Kami banyak mengabadikan momen di sana. Pindah-pindah posisi foto. 

Hampir semua tempat di situ kami pakai untuk latar foto. Hitung-hitung sekalian mandi dan menyegarkan badan, saya menikmati derasnya air terjun yang jatuh di atas kepala, di pundak. Enak rasanya. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Hampir 2 jam berendam di dalam air. Rasanya badan bergetar semua karena kedinginan. Saya memutuskan untuk naik dan mengeringkan baju yang menempel di badan.

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Sekitar jam 4 sore kami pulang. Sebelum sampai di Banjarmasin kami ngopi sebentar di Bati-Bati. 
Masing-masing memacu kecepatan motornya agar cepat sampai rumah. 

Saya, Amad, Eman, dan Pungki singgah sebentar ke tempat orang berjualan jagung di Bati-bati buat makan malam. Sejak pagi tadi saya belum ada makan apa-apa. 

Tidak jauh dari si penjual jagung, mungkin sekitar 500 meter. Eman dan Pungki menyalip kami. Kira-kira 50 meter setelahnya, tiba-tiba kesialan selanjutnya datang. 

Duaaaar!!!! ban motor saya meledak. Jam menunjukkan sekitar setengah 7 petang, ingin memanggil Eman dan Pungki mereka sudah terlalu jauh. Saya baru sadar bahwa di dompet uang tinggal 14ribu. 

Dengan berharap ada yang jual ban dalam bekas kami pun perlahan menjalankan motor bocor itu hingga ke satu bengkel. Ternyata tidak ada ban bekas. 

Kami pun meneruskan perjalanan menunggangi motor bocor. Sekitar 100 meter dari bengkel sebelumnya kesialan selanjutnya datang. 

Motor tiba-tiba ngadat. Ternyata bensinnya habis. Mantap sekali! 

Hari semakin malam, sekitaran kami hanya ada rumput ilalang. Tidak kehabisan akal, saya SMS eman. Namun sepertinya tidak ada respon. Langsung saya telpon saja. 

Eman terkejut dan langsung memutar balik arah motornya padahal ia dan Pungki sudah sampai daerah Gambut. Saya dan Amad terus berjalan menyusuri jalan yang gelap bagai orang buta. Sesekali beristirahat sebentar. 

Ketika Eman dan Pungki datang, kami langsung mencari bengkel. Untunglah dapat dengan harga murah.

Singkat cerita, saya sampai sekitar jam 9 malam. letih rasanya.

Tidak terasa sekarang sudah pukul setengah 1 dini hari. Saya harus segera tidur agar besok bisa fit lagi untuk bekerja. 

Semoga bisa tidur dengan nyenyak agar esok segar lagi, dan semoga kesialan seperti ini tidak terulang lagi. Saya yakin, bahwa semua kejadian yang terjadi ada maknanya.

Berikut beberapa momen yang sempat kami abadikan,


Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

elfaqar.blogspot.com - Hari ini rasanya sibuk dan sial. Sibuk karena bepergian ke tempat wisata. Rencananya kami mau jalan-jalan ke bukit Linuh di daerah Pelaihari. Sialnya, kami malah nyasar ke air terjun. 

Pada mulanya mungkin karena kesalahan saya. Ketika dalam perjalanan, mesin motor saya mengalami masalah. Terpaksa semua harus menunggu hingga motor saya selesai diperbaiki. Mengganti fan belt motor ternyata cukup mahal. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Harga dan upahnya 160ribu, itu pun sudah ditombokin 50ribu oleh seorang teman. Alhasil uang di dompet tinggal 14ribu. Maklumlah nasib buruh di akhir bulan memang begitu. 

Sembari menunggu motor diperbaiki, hujan turun dengan deras. Setelah selesai diperbaiki, hujan tidak kunjung reda.

Sekitar jam setengah 2 siang, hujan mulai reda. Kami melanjutkan perjalanan. 

Rombongan kami terpisah saat memasuki kota Pelaihari, Tidak disangka setengah dari rombongan kami yang melaju jauh merubah destinasi perjalanan ke air terjun di daerah Bajuin. Masih di Pelaihari. 

Saya dan seorang teman bingung karena tidak tahu jalannya. Setelah berkeliling dan bertanya ke warga sekitar, akhirnya kami berkumpul kembali dengan rombongan yang lain. Melanjutkan perjalanan ke air terjun Bajuin. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Setelah sampai, naik ke atas. Ada banyak orang di sana, kami memutuskan untuk naik lebih tinggi lagi ke atas. Air terjun di atas cukup sepi, hanya ada beberapa muda mudi (kayaknya lagi mesum). Ketika kami menjajah di situ, mereka langsung beranjak pergi. Tinggallah kami penguasa di sana.

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Padahal tidak ada rencana ke air terjun. Karena sudah terlalu letih berpikir, saya langsung masuk ke air terjun dengan celana jeans dan baju kaos yang terpasang di badan. 
Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Beberapa orang teman saya pun tidak mau ketinggalan. Mereka juga langsung hanyut dengan suasana yang ada. Kami banyak mengabadikan momen di sana. Pindah-pindah posisi foto. 

Hampir semua tempat di situ kami pakai untuk latar foto. Hitung-hitung sekalian mandi dan menyegarkan badan, saya menikmati derasnya air terjun yang jatuh di atas kepala, di pundak. Enak rasanya. 

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Hampir 2 jam berendam di dalam air. Rasanya badan bergetar semua karena kedinginan. Saya memutuskan untuk naik dan mengeringkan baju yang menempel di badan.

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun

Jalan-Jalan ke Bukit, Nyasar ke Air Terjun


Sekitar jam 4 sore kami pulang. Sebelum sampai di Banjarmasin kami ngopi sebentar di Bati-Bati. 
Masing-masing memacu kecepatan motornya agar cepat sampai rumah. 

Saya, Amad, Eman, dan Pungki singgah sebentar ke tempat orang berjualan jagung di Bati-bati buat makan malam. Sejak pagi tadi saya belum ada makan apa-apa. 

Tidak jauh dari si penjual jagung, mungkin sekitar 500 meter. Eman dan Pungki menyalip kami. Kira-kira 50 meter setelahnya, tiba-tiba kesialan selanjutnya datang. 

Duaaaar!!!! ban motor saya meledak. Jam menunjukkan sekitar setengah 7 petang, ingin memanggil Eman dan Pungki mereka sudah terlalu jauh. Saya baru sadar bahwa di dompet uang tinggal 14ribu. 

Dengan berharap ada yang jual ban dalam bekas kami pun perlahan menjalankan motor bocor itu hingga ke satu bengkel. Ternyata tidak ada ban bekas. 

Kami pun meneruskan perjalanan menunggangi motor bocor. Sekitar 100 meter dari bengkel sebelumnya kesialan selanjutnya datang. 

Motor tiba-tiba ngadat. Ternyata bensinnya habis. Mantap sekali! 

Hari semakin malam, sekitaran kami hanya ada rumput ilalang. Tidak kehabisan akal, saya SMS eman. Namun sepertinya tidak ada respon. Langsung saya telpon saja. 

Eman terkejut dan langsung memutar balik arah motornya padahal ia dan Pungki sudah sampai daerah Gambut. Saya dan Amad terus berjalan menyusuri jalan yang gelap bagai orang buta. Sesekali beristirahat sebentar. 

Ketika Eman dan Pungki datang, kami langsung mencari bengkel. Untunglah dapat dengan harga murah.

Singkat cerita, saya sampai sekitar jam 9 malam. letih rasanya.

Tidak terasa sekarang sudah pukul setengah 1 dini hari. Saya harus segera tidur agar besok bisa fit lagi untuk bekerja. 

Semoga bisa tidur dengan nyenyak agar esok segar lagi, dan semoga kesialan seperti ini tidak terulang lagi. Saya yakin, bahwa semua kejadian yang terjadi ada maknanya.

Berikut beberapa momen yang sempat kami abadikan,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar