Hari ini 17 Agustus 2015. Bertepatan dengan hari kemerdekaan negeri ini yang sudah menanjak naik menjadi 70 tahun. Merdeka katanya. Saya melihat beberapa celotehan kawan-kawan di facebook tentang arti dari kata merdeka.
Beberapa dari mereka mengatakan, bahwa kita masih terjajah. Tidak secara fisik, namun secara mental. Saya sepakat dengan mereka. Lihat saja realita yang sekarang sedang terjadi di negeri ini. Orang-orang yang merasakan kemerdekaan hanya mereka yang memiliki kekuasaan.
Ada sebuah kalimat sindiran yang tadi saya temui di beranda facebook.
"Indonesia Tanah Airku, Tanah menyewa, air dibeli"
Sedikit menggelitik perasaan jika kalimat tersebut dinalar secara cermat. Mungkin secara undang-undang yang telah disahkan para pendahulu kita, bahwa kita memang merdeka. Merdeka di tahun 1945, merdeka dari orang-orang asing yang ingin memperbudak.
Namun selebihnya, kini penjajahan dilakukan oleh orang-orang dari negeri sendiri, dijajah oleh mereka yang memiliki kekuasaan. Dijajah dalam hal kebudayaan, dijajah, dijajah, dan selalu dijajah.
Tapi kita dapat menyalahkan penjajahan tersebut, karena semua itu disebabkan oleh diri kita sendiri, kebodohan, kemalasan, dan kemunafikan.
Tidak ada habisnya, jika hanya membahas masalah penjajahan dan kamuflase kemerdekaan yang sedang terjadi di negeri ini.
Beberapa waktu yang lalu sedang ramai di media sosial memperbincangkan masalah motor gede (moge) yang melanggar lalu lintas. Kata mereka "acara negara".
Saya rasa itu salah satu bentuk penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kuasa. Mereka dengan bangga menyatakan bahwa hari ini adalah hari kemerdekaan.
Just some kind of bullshit that they talked.
Pertanyaan yang patut kita ajukan untuk kemelut kemerdekaan yang sekarang sedang terjadi ialah, apakah kita benar-benar merdeka atau terjajah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar