About

Manusia Menjadi Sia-Sia

Manusia Menjadi Sia-Sia

elfaqar.blogspot.com - Menjadi manusia tidak harus selamanya sempurna. Walau kata mereka manusia adalah makhluk sempurna, mungkin dibandingkan makhluk lain manusia memang makhluk yang sempurna. 

Namun di balik hitam ada putih, di dalam gelap ada cahaya, layaknya ying dan yang itulah hidup. Masing-masing dari kita bebas menentukan sendiri peran di dalam dunia ini, walau peran itu bukanlah peran menjadi manusia sempurna.

Kita tanpa kelebihan, hanyalah makhluk yang penuh kekurangan. Manusia tanpa kekurangan, bukanlah makhluk sempurna. Mungkin itulah esensi manusia sempurna yang sesungguhnya. 

Ada yang mengatakan manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Mungkin itulah kekurangan kita, salah dan lupa. Kita salah karena merasa selalu benar dengan secuil ilmu pengetahuan yang kita miliki. Kita menjadi lupa bahwa di atas langit masih ada langit serta di dalam lautan masih ada jurang terjal yang lebih dalam. 

Seperti kata pepatah “dalamnya laut siapa yang tahu”. 

Mungkin itulah gambaran isi hati manusia. Tak ada yang bisa tahu dan menerka.

Menjadi sia-sia berarti tidak menjadi apa-apa. Sama saja dengan tidak memiliki nilai. 

Bagaimana jika hal itu terjadi pada manusia?

Tentunya akan terasa sakit, karena manusia memiliki rasa. Ketika manusia memperjuangkan sesuatu yang kita sendiri pun tidak tahu kemana arah perjuangan itu, kemudian menjadi sesuatu yang tak bernilai di mata manusia. 

Maka rasa kesia-siaan itu akan timbul. Hancurlah hati manusia, jika ia tahu bahwa apa yang selama ini ia perjuangkan tak berarti apa-apa untuk manusia lainnya. 

Tapi kita hanyalah manusia yang memiliki banyak peran di muka bumi ini. Mungkin perlu mengurangi kegiatan dan perjuangan yang sia-sia, daripada mempertahankannya dan hanya menjadi bahan tertawaan bagi manusia lain. Meskipun begitu ia tetaplah menjadi salah satu peran penting manusia. Manusia menjadi sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar