About

Bermain Kartu dan Harapan yang terlalu besar

Bermain Kartu dan Harapan yang terlalu besar

elfaqar.blogspot.com - Sekarang pukul lima pagi. Lagi-lagi saya tidak bisa tidur sehabis bermain kartu bersama Budi, Jarwo, dan Bahrani. Sepertinya hanya kegiatan itulah yang saya lakukan sepulang kerja untuk melepas penat dan stres. 

Jarwo dan Budi pun kelihatan tidak pernah lelah datang ke sekre untuk bermain. Walaupun terkadang saya merasa bosan, tapi setidaknya saya bersyukur masih ada yang mau menemani saya di kampus tiap malam. Walau hanya sekadar untuk bermain kartu.

Malam ini suasana sekre terasa berbeda, kawan-kawan cewek tidur di sini. Mungkin mereka ingin menghabiskan hari liburnya bersama. Suasana sebelum mereka tidur tampak ribut dengan ciri khas perempuan yang mereka punya. 

Pada akhirnya mereka lelap di dalam penat dan kantuk, diikuti mimpi yang menemaninya. 

Laily, Wati dan Ria datang ke sekre malam itu untuk tidur. Saya merasa senang karena keadaan ini mengingatkan saya kembali kepada masa lalu. 

Masa dimana semua masih kuliah dan berorganisasi bersama. Tapi sekarang agak sedikit berbeda, karena tidak semua dari mereka hadir di malam. Mungkin sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. 

Walaupun begitu, reuni kecil-kecilan itu tetap terlaksana. Meskipun hanya untuk bertatap muka dan bertukar pikiran. 

Hampir pagi, tapi mata saya tidak merasakan kantuk yang berarti. Entah sampai kapan saya seperti ini. Berjuang melawan malam dan terombang ambing oleh siang. 

Saya bersyukur bahwa kekasih saya masih mau menerima saya apa adanya. Menerima manusia tempramental yang tidak bisa mengendalikan emosi ketika ada masalah. Saya menyayanginya, walau tidak pernah saya ucapkan langsung kepadanya.
 
Sebentar lagi final tes akan segera dimulai. Saya melihat sistem administrasi di kampus semakin rumit, kartu ujian saja mahasiswa yang harus mengurus sendiri. Saya heran, apa kerjaan bagian akademik di kampus?

Seperti manusia yang sok sibuk, alhasil di setiap akhir semester selalu saja terjadi kesalahan yang sama. Tidak pernah ada solusi. Mahasiswa di kampus selalu saja diributkan dengan nilai yg kosong di KHS dan jalur administrasi yang bertele-tele. 

Mungkin saja gaji bulanan para pekerja bagian akademik itu kurang sehingga motivasi untuk bekerja semakin hari semakin turun. 

Ada satu hal lagi yang membuat saya bingung mengenai kampus yang sekarang. Tidak sedikit Para dosen yang omongannya tidak sesuai dengan perilakunya. Khususnya dosen-dosen tua yang menurut saya seharusnya tidak perlu lagi memegang jabatan-jabatan penting di program studi. 

Hal itu bisa mempengaruhi nilai mahasiswa. Nilai buat mahasiswa merupakan harga mati, apalagi mereka yg kuliah dengan study oriented

Mereka akan gelabakan ketika melihat salah satu mata kuliah yang mereka ambil mendapat nilai kurang dari target. Tapi buat saya, nilai bukan menjadi patokan utama. Satu hal yang pasti, saya hanya melakukan usaha sebisa saya, tanpa mengharap nilai lebih yang diberi oleh dosen. 

Saya tidak ingin menimbulkan rasa kecewa terlalu dalam dengan nilai minus yang saya dapatkan. Karena mungkin saya sudah terlalu kenyang dengan ketidaklulusan di setiap mata kuliah. 

Seorang bijak pernah mengatakan, kekecewaan besar muncul karena harapan yang terlalu besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar