About

Rinduku

Terkoyak jiwaku diterpa angin kesunyian malam ini. Sunyi senyap, yang terdengar hanya nyanyian kawan2 di belakang sekretariat. Sepi. Tiba2 saja aku teringat kepada kawan2 yg telah lulus beberapa minggu yg lalu. Aku rindu kepada mardani bernyanyi lagunya ST 12 dengan suaranya yg menyayat telinga, aku rindu dengan batuk2 imi yg kadang membuat kami tertawa. Sekretariat ini terasa mati, sunyi, hampa tanpa kalian. Tapi itulah jalan hidup. Ya… ini memang hanya tempat persinggahan. Tapi bagiku, kalian keluargaku. Keluarga yg menjadi bagian cerita hidupku.
Mungkin sudah cukup intermezzo yg begitu memilukan itu. Sekarang di kampus sedang ribut2nya pemilihan ketua BEM Unlam. Terjadi bentrok yg mungkin saja bisa mencoreng nama baik Unlam, atau mungkin hanya angin sesaat tanpa ada yg tahu. Di satu sisi merasa dirinya benar dan di satu sisi merasa pula bahwa mekanisme sudah berjalan seperti yg sudah ditetapkan. Aku rasa komunikasi yg tak berjalan dengan lancar memang bias menyebabkan konflik. Kabarnya pesta mahasiswa itu telah dimanipulasi oleh pihak2 tertentu. Mereka yg kontra langsung saja melakukan aksinya dengan memboikot kantor KPU BEM Unlam. Keesokan harinya hampir seluruh TPS fakultas di Unlam Banjarmasin tak berjalan, sedangkan di Unlam Banjarbaru berjalan dengan sangat lancar. Aku tak tahu yg mana yg benar dan yg mana yg salah, karena semua argumentasi dapat saja dimanipulasi oleh para intelejensia ini. Aku hanya menyayangkan kenapa hal seperti ini harus terjadi. Tapi menurut penilain pribadiku, BEM Unlam yg terdahulu memang terlihat begitu kacau. Tak ada kegiatan yg menarik sedikit pun, di mataku. Di mata seorang persma tua yg berusaha lulus di setiap mata kuliahnya.
Aku tak tahu apa yg akan terjadi esok hari. Pemboikotan masih tetap saja terjadi. Semua bukti tentang manipulasi itu diperlihatkan oleh pihak yg kontra. Tak tahu apakah itu realita atau hanya isapan jempol belaka. Di sisi lain, pihak yg pro berusaha mengecam para pemboikot melalui jejaring sosial. Pergulatan politik yg tidak sehat menurutku. Bagaimana pun juga, mahasiswa yg katanya agen perubahan ini terlihat seperti agen minyak tanah yg terus menimbun kekayaan dan kekuasaan sampai perutnya meledak.
Jikalau pihak yg kontra itu benar, aku bertanya2 sebenarnya apa yg dicari sehingga dengan liciknya memanipulasi pemilihan umum layaknya para penguasa orde baru yg dengan asik menuliskan dan memanipulasi sejarah Indonesia.
Aku menjadi bingung Indonesia ini mau dibawa kalau calon generasi penerusnya saja tidak bisa belajar dari sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar