elfaqar.blogspot.com - Pagi yang cerah untuk memulai hari yang indah. Saya akan memulai dari isi yang tidak pernah tersentuh.
Sepertinya saya tidak jadi punya pekerjaan hari ini, karena seorang kawan tidak kunjung datang tadi malam.
Ya sudahlah, mungkin saja belum rejeki. Tumben sekali hari ini aku bisa bangun pagi, biasanya sulit sekali. Sambil mendengarkan musik dari berbagai genre saya mulai menulis ini.
Enaknya nulis apa ya pagi ini. O.. iya sepertinya saya akan mulai membahas mengenai organisasi pers mahasiswa yang ada di kampus saya. Khususnya yang sekarang bernama LPM Kinday.
Seperti gerobak yang kehilangan roda, organisasi ini mulai tidak tentu arah kemana harus berjalan. Entahlah apa yang membuat mereka begitu.
Apakah terlalu sibuk mencari uang untuk terbit tabloid? ataukah karena sibuk dengan kegiatan NASIONALnya. Koar-koar di luar tentang eksistensinya, tapi nihil di dalam.
Hanya ramai ketika ada acara penting saja.
Apakah mereka, para pengurus organisasi ini sudah menjadi orang penting semua?
Padahal dahulu saya tidak pernah merasa begitu. Saya dan seorang sahabat sempat heran, bahkan mereka yang biasanya aktif memakai sekretariat buat ngumpul pun mulai heran melihat pergerakan yang mati. Ya, bergerak tapi mati. seperti zombie.
Pernah saya singgung sebelumnya sebelumnya, bahwa komunitas ini seperti zombie yang siap ditanam kepalanya dengan peluru perak.
Mungkin itu hanya sedikit ironi yang dapat saya gambarkan.
Entah mau jadi apa organisasi ini ke depannya. Terlalu penuh dengan orang-orang pintar, namun tidak cerdas dalam bertindak.
Sekilas mengenang tentang sejarah yang tidak pernah tercatat.
Awalnya organisasi ini bernama Lembaga Penerbit Pers Mahasiswa (LPPM). Hanya terdiri dari beberapa orang saja.
Kemudian menerbitkan kembali tabloid yang dahulu pada zamannya pernah fenomenal. Rumor yang beredar, hampir menyaingi Dinamika.
Namun sepertinya pencarian sejarah tentang nama tabloid ini terlalu jauh. Sehingga menemukan kembali para pendirinya yang sudah menganggap tabloid ini sudah mati.
Demi menghormati sejarah ataukah demi kepentingan NASIONAL-nya?
Mereka mengubah nama. Dari Lembaga Penerbit Pers Mahasiswa menjadi Lembaga Pers Mahasiswa KINDAY.
Terjadi perdebatan yang kurang begitu penting. Mereka sepertinya tidak pernah sadar bahwa telah menghapus sejarah inti mengapa bisa bertahan sampai sekarang.
Terkadang tulisan saya ini sedikit provokatif, tapi semoga saja tidak.
Saya hanya berusaha mengingatkan akan orbit yang telah mereka sepakati dahulu. Itu saja.
Wai Chung dari Dinasti Ming pernah mengatakan, "manusia harus bijaksana".
Saya hanya berusaha melihat permasalahan ini dari sisi lain. Sisi yang tidak pernah tersentuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar