About

22 tahun

Tiba2 saja pagi ini ketika membuka fesbuk, aku mendapatkan banyak sekali notifikasi. Banyak teman yg mengirimkan sesuatu di dinding anda, kira2 begitu bunyi tulisannya. Tumben nich, hihihi... pikirku dalam hati. Ketika aku buka ternyata semua ucapan ulang tahun. weh.... sebegitu eratkah persahabatan di dunia maya, sehingga orang yg tak kita kenal pun bisa dengan mudah mengucapkan ulang tahun. saat langsung saja aku arahkan pointer mouse ke pojok kanan windows, ternyata hari ini tanggal 27 Juli.
Weehh... aku seakan mendaki ke arah tebing yg sangat terjal. 22 tahun sekarang. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dan aku tak menyangka bahwa umurku tak muda lagi. Apa yg telah kulakukan disisa umurku yg lalu? Belajar berjalan, berlari, dan sekarang aku ingin terbang. Khayalan yg tak masuk akal. Cukuplah aku hanya ingin menjadi orang yg bermanfaat bagi orang2 di sekitarku. Tak perlu lah menjadi orang pintar ataupun menjadi mahasiswa yg lulus dengan IPK tinggi. Mampu membuat semua tertawa saja, aku sudah senang. Tapi kenapa aku tak pernah menuliskan banyolan2 konyol di setiap tulisanku, mungkin saja karena aku memang tak punya selera humor yg tinggi. Kadang ada seorang teman yg mengatakan bahwa aku itu seperti orang yg mati rasa. Berdiam diri di saat semua sibuk ngobrol. Yach.. memang ku akui, aku tak terlalu suka banyak omong. Karena menurutku melakukan sesuatu itu lebih baik ketimbang memperdebatkan sesuatu. Seperti kata pepatah kuno, “tong kosong nyaring bunyinya”. Sekilas itu memang benar bahwa tong sampah yg kosong akan nyaring sekali bunyinya ketika dipukul. Mungkin saja itu dianalogikan sebagai penampung otak, dan orang yg suka banyak omong dan ribut. Otaknya tak ada isi sama sekali. Namun sekarang anggapan orang2 berbeda, bahwa orang pintar itu ialah orang yg suka banyak omong. Orang yg punya keahlian mengolah vokal dan kata. Tapi sayang menurut penelitian singkatku bahwa orang yg mengeluarkan idenya hanya dengan vokal dan medium suara bahwa semua itu akan sia2 tanpa ia bisa menuliskannya. Menurutku ilmu yg abadi itu bukan ilmu yg disuarakan, tapi ilmu yg dituliskan. Tapi sayang sekali lagi sayang, tak banyak pemuda sekarang yg suka menulis, yg mereka tuliskan hanya kewajiban dari guru, dosen, dan pimpinan2 mereka itu pun agar bisa menjadi penjilat. Ya sudahlah, tak perlu menjelaskan panjang lebar tentang menulis dan membaca. Toh semua sudah dilewati saat duduk di bangku SD.
Menulis memang memerlukan kerja keras fikiran yg kuat, Alexander Dumas the Younger pernah mengatakan Berpikir adalah pekerjaan terberat, karena itulah sedikit sekali orang yang mau menggunakan otaknya. Yach… tapi aku pernah juga mendengar sebuah motivasi yg mengatakan bahwa tulislah apa yg kau pikirkan, jangan pikirkan apa yg kau tulis. Mungkin saja kesulitan menulis dikarenakan selalu berfikir apa yg akan ditulis. Who know?
Mending sekarang daripada pusing2 lebih baik aku nyedot aja lagi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar