elfaqar - 1 Agustus 2022, kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang kegaduhan yang dialami bangsa ini beberapa hari terakhir.
Sejak 30 Agustus lalu Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (KOMINFO) resmi memblokir beberapa platform, padahal notabene platform tersebut lumayan banyak dipakai oleh orang di Indonesia.
Alasannya, karena mereka tidak mendaftarkan diri sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Walhasil, platform dan situs-situs tersebut diblokir oleh KOMINFO.
Jagat maya sempat gaduh, hampir di semua media sosial mengeluh tentang kebijakan tersebut. Terlebih bagi mereka freelancer, streamer, web/game developer dan gamer.
Ada 2 platform yang menjadi pemicu kegaduhan tersebut, yakni paypal dan steam.
Pasalnya, 2 platform ini memiliki andil besar dalam tumbuh
kembangnya dunia digital dan gaming di Indonesia. Tapi ketika tiba-tiba
diblokir, geramlah warganet.
Sebagai informasi, paypal merupakan platform digital yang
memungkinkan seseorang dapat mengirim uang dari satu tempat ke tempat lain. Sederhananya
seperti bank digital, namun tanpa biaya administrasi tiap bulannya.
Hampir semua situs freelance dimana para pekerja seni
digital ini mencari cuan menggunakan paypal sebagai media pembayarannya. Hal
tersebut karena paypal mudah digunakan dan tidak perlu syarat yang terlalu
merepotkan.
Selain itu, ada steam. Siapa yang tidak kenal platform
gaming yang satu ini. Tidak hanya gamer, namun developer game dari Indonesia
juga banyak memasarkan game nya di sana.
Steam salah satu layanan gaming yang cukup populer di
kalangan para gamer, bahkan platform yang satu ini cukup taat bayar pajar.
Pasalnya, setiap pembelian game di steam selalu disertakan dengan pajak yang
dibayarkan ke kas negara.
Alih-alih mendukung, pemerintah Indonesia justru memblokir
platform game tersebut.
Cacian dan Hujatan Netizen
Ya, sumpah serapah dan cacian dilemparkan oleh mereka yang
kesal terhadap KOMINFO. Tak hanya itu, netizen juga menguliti beberapa petinggi
di kementerian tersebut.
Sebutlah Johnny G Plate, yang sekarang menjabat sebagai Menterinya. Tidak sedikit yang menghujat dan mencemooh. Pasalnya, setelah diselidiki ternyata orang ini tidak memiliki latar belakang apapun terhadap dunia IT.
Alih-alih memiliki pengalaman mengurus dunia informatika,
Johnny justru seorang pebisnis yang memulai karirnya dengan berjualan alat-alat
perkebunan di tahun 80an. Sangat tidak nyamung.
Selain para petinggi, beberapa geek di negeri ini juga ikut
menguliti website yang dibuat oleh kementerian tersebut. Banyak kejanggalan
yang bertolak belakang dengan kebijakan yang mereka buat. Website yang bernilai
ratusan miliar tersebut hanya dibuat menggunakan code template yang mereka
comot di github. Luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar