About

Terlalu Banyak Keinginan dan Hobi

elfaqar - Saat tulisan ini dibuat tepat pukul 12 malam, pergantian hari dari Jumat ke Sabtu, 27 Maret 2021. Akhir-akhir ini pikiran saya mulai disibukkan dengan berbagai macam keinginan. Pada akhirnya, saya terhenti kepada satu titik. Bahwa terlalu banyak keinginan itu kurang baik.


Sebagai manusia, kita tentu memiliki berbagai macam keinginan. Mulai dari menjalankan hobi, hingga mewujudkan mimpi. Namun, kita mesti sadar bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud. Ada dinding pembatas yang disebut prioritas.


Prioritas inilah yang nantinya menjadi salah satu haluan kita dalam bertindak. Bahkan mungkin saja bisa mencerminkan pola pikir kita sebagai manusia.


Saya yang sekarang tidak di usia muda untuk hura-hura, sudah harus dengan serius memikirkan prioritas hidup. Namun terkadang, saya mencoba mengakali hidup dengan cara menjalankan prioritas dan mengerjakan apa yang saya suka.


Saya mungkin bukan manusia yang tergolong bisa mengatur dan memanajemen waktu. Setiap hari selalu ada hal lain dari hari kemarin yang saya kerjakan.


Kesukaan saya terhadap komputer membuat saya bekerja selalu di depan komputer. Terkadang ada hal menarik lain selain bekerja di depan komputer, seperti bermain game (ini mungkin keinginan saya yang pertama). Saat bermain game ada hasrat untuk menaikkan peringkat level hingga yang tertinggi.


Saya coba me-list beberapa keinginan yang ingin dilakukan, namun tidak pernah bisa terwujud dengan sempurna:


  • Merakit komputer gaming dengan spek dewa (tentu saja dengan part terbaru). Pada akhirnya saya hanya berakhir dengan menonton video youtube orang-orang yang merakit komputernya dengan mewah.
  • Membuat toko online khusus jasa desain, jasa pembuatan web, penjualan merchandise, dan beberapa hal yang bisa dijual. Namun, kurangnya kemampuan marketing membuat ini terlihat kurang menyenangkan.
  • Menulis dengan rutin untuk mengisi beberapa blog. Ini berakhir dengan kondisi mood.
  • Menulis buku / e-book tutorial (hanya menjadi sekadar angan-angan).
  • Menyelesaikan rakitan PC yang belum selesai. Pada akhirnya PC tersebut teronggok di pojokan kamar.
  • Memperbaiki laptop yang diberi oleh teman.
  • Rutin bersepeda keliling Banjarmasin.
  • Membuat vlog, hal ini terhambat karena kurang pede berada di depan kamera.
  • Memiliki rumah sendiri. Sudah bosan hidup nomaden (udah seperti manusia gua). Finansial yang begitu tipis membuat keinginan ini tak pernah terwujud.
  • Membuat usaha rumahan yang dikerjakan secara online, hanya berakhir berupa ide di dalam kepala.
  • Upgrade sepeda.
  • Menyewa domain untuk blog ini.
  • Dan lain-lain.


Terlalu banyak keinginan inilah yang membuat saya tidak mampu memanajemen waktu dengan benar. Walaupun tidak semua terhambat karena waktu. Ada pula karena faktor lain, finansial yang terlalu tipis dan rasa malas yang selalu menyelimuti. 


Pada dasarnya, beberapa keinginan tersebut berlandaskan hobi. Ya, ini hanya tentang kesenangan yang mungkin tidak pernah terwujud di masa lalu.

Terlalu Banyak Keinginan dan Hobi

Terlalu Banyak Keinginan dan Hobi

elfaqar - Saat tulisan ini dibuat tepat pukul 12 malam, pergantian hari dari Jumat ke Sabtu, 27 Maret 2021. Akhir-akhir ini pikiran saya mulai disibukkan dengan berbagai macam keinginan. Pada akhirnya, saya terhenti kepada satu titik. Bahwa terlalu banyak keinginan itu kurang baik.


Sebagai manusia, kita tentu memiliki berbagai macam keinginan. Mulai dari menjalankan hobi, hingga mewujudkan mimpi. Namun, kita mesti sadar bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud. Ada dinding pembatas yang disebut prioritas.


Prioritas inilah yang nantinya menjadi salah satu haluan kita dalam bertindak. Bahkan mungkin saja bisa mencerminkan pola pikir kita sebagai manusia.


Saya yang sekarang tidak di usia muda untuk hura-hura, sudah harus dengan serius memikirkan prioritas hidup. Namun terkadang, saya mencoba mengakali hidup dengan cara menjalankan prioritas dan mengerjakan apa yang saya suka.


Saya mungkin bukan manusia yang tergolong bisa mengatur dan memanajemen waktu. Setiap hari selalu ada hal lain dari hari kemarin yang saya kerjakan.


Kesukaan saya terhadap komputer membuat saya bekerja selalu di depan komputer. Terkadang ada hal menarik lain selain bekerja di depan komputer, seperti bermain game (ini mungkin keinginan saya yang pertama). Saat bermain game ada hasrat untuk menaikkan peringkat level hingga yang tertinggi.


Saya coba me-list beberapa keinginan yang ingin dilakukan, namun tidak pernah bisa terwujud dengan sempurna:


  • Merakit komputer gaming dengan spek dewa (tentu saja dengan part terbaru). Pada akhirnya saya hanya berakhir dengan menonton video youtube orang-orang yang merakit komputernya dengan mewah.
  • Membuat toko online khusus jasa desain, jasa pembuatan web, penjualan merchandise, dan beberapa hal yang bisa dijual. Namun, kurangnya kemampuan marketing membuat ini terlihat kurang menyenangkan.
  • Menulis dengan rutin untuk mengisi beberapa blog. Ini berakhir dengan kondisi mood.
  • Menulis buku / e-book tutorial (hanya menjadi sekadar angan-angan).
  • Menyelesaikan rakitan PC yang belum selesai. Pada akhirnya PC tersebut teronggok di pojokan kamar.
  • Memperbaiki laptop yang diberi oleh teman.
  • Rutin bersepeda keliling Banjarmasin.
  • Membuat vlog, hal ini terhambat karena kurang pede berada di depan kamera.
  • Memiliki rumah sendiri. Sudah bosan hidup nomaden (udah seperti manusia gua). Finansial yang begitu tipis membuat keinginan ini tak pernah terwujud.
  • Membuat usaha rumahan yang dikerjakan secara online, hanya berakhir berupa ide di dalam kepala.
  • Upgrade sepeda.
  • Menyewa domain untuk blog ini.
  • Dan lain-lain.


Terlalu banyak keinginan inilah yang membuat saya tidak mampu memanajemen waktu dengan benar. Walaupun tidak semua terhambat karena waktu. Ada pula karena faktor lain, finansial yang terlalu tipis dan rasa malas yang selalu menyelimuti. 


Pada dasarnya, beberapa keinginan tersebut berlandaskan hobi. Ya, ini hanya tentang kesenangan yang mungkin tidak pernah terwujud di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar